Jenewa, 6 Rajab 1437/15 April 2016 (MINA) – Kelompok oposisi utama Suriah, Komite Negosiasi Tinggi (HNC) mengatakan, rezim Presiden Bashar Al-Assad telah melakukan sekitar 2.000 pelanggaran terhadap gencatan senjata.
Selain itu, pemimpin mediator HNC Asaad Al-Zoubi mengatakan kepada wartawan pada Rabu (13/4) di Jenewa, rezim juga temenjatuhkan 420 bom barel pada Maret saja.
Menurut Zoubi, pemerintah Suriah telah mencemooh semua resolusi PBB dan berdalih untuk menghindari pembicaraan damai.
Zoubi menggambarkan Presiden Assad sebagai “penyakit yang telah menyerang Suriah”, yang hanya dapat disembuhkan setelah ia dan tokoh rezim lainnya lengser, demikian Al Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sebuah gencatan senjata antara pemerintah dan oposisi moderat Suriah telah disepakati yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Gencatan Suriah berlaku sejak 27 Februari, tetapi pertempuran baru di Suriah utara dalam empat hari terakhir telah menewaskan lebih dari 100 orang.
Sementara itu, Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan, ada insiden di lapangan, tapi penghentian permusuhan masih sama-sama dipegang. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama