Jenewa, 6 Jumadil Akhir 1437/15 Maret 2016 (MINA) – Sekarang saatnya pengungsi Suriah kembali ke Suriah, juru bicara oposisi utama Suriah mengatakan di Jenewa, di mana pembicaraan sedang diadakan untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung sepanjang lima tahun.
Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency Selasa (15/3), juru bicara Komite Nasional Tinggi Suriah Salim al-Muslat mengatakan pengungsi Suriah sangat bersemangat untuk kembali ke negara mereka, tetapi mereka tidak menjadi korban pada rezim Bashar al-Assad lagi.
“Rakyat Suriah membayar harga tinggi untuk tidak melihat Assad lagi, tetapi untuk Suriah yang demokratis dan mereka bersedia membayar lebih untuk kebebasan, martabat dan demokrasi mereka,” kata al-Muslat.
“Mereka sudah lima tahun, dan kini sudah memasuki tahun keenam dalam konflik. Kami berharap bahwa tahun ini akan berbeda untuk semua warga Suriah. Sudah saatnya untuk membawa Suriah kembali ke Suriah, itu sebabnya kami di sini untuk melawan. Kami tidak melawan dengan senapan mesin, tapi kita akan berbicara sampai kita mencapai kesepakatan,” tambahnya.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Tentang struktur federal mungkin saja di Suriah, dia pun mengatakan, “Keputusan ini harus dilakukan oleh rakyat Suriah. Bagi kami, penting untuk melihat satu negara bersatu. Kami tidak ingin membagi Suriah menjadi bagian-bagian. Saya tidak berpikir Suriah akan menerima ini. Kita berbicara tentang berbagai bentuk pemerintah untuk masa depan Suriah”.
Meski menyatakan optimis dengan proses perundingan damai di Jenewa, Swiss, tetapi oposisi Suriah tetap bersikeras dengan sikapnya, yakni “transisi politik” tanpa keberadaan Bashar al-Assad.
“Saya yakin ada poin positif yang dapat kita andalkan. Kami ingin mencari solusi yang bisa mengangkat penderitaan rakyat Suriah. Adapun keberadaan Assad dalam kekuasaan, tidak dapat diterima,” kata Salim Al-Muslat, anggota Komite Tinggi Negosiasi (HNC) di Jenewa. (T/P005/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata