Damaskus, 16 Sya’ban 1437/23 Mei 2016 (MINA) – Oposisi Suriah memberi batas waktu kepada pemerintah Suriah selama 48 jam untuk mengakhiri serangannya di pinggiran Damaskus.
Jika tuntutan itu tidak diindahkan oleh pemerintah, oposisi mengancam akan tidak lagi mematuhi kesepakatan gencatan senjata, demikian Al-Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sebuah pernyataan Tentara Suriah Merdeka (FSA) yang ditandatangani oleh hampir 30 kelompok oposisi di Suriah, mengatakan, mereka akan menganggap gencatan senjata “benar-benar runtuh” jika serangan rezim Suriah dan milisi Hizbullah Lebanon tidak berhenti dalam waktu dua hari.
Penanda tangan pernyataan itu termasuk kelompok negara Barat dan Turki yang mendukung oposisi Suriah moderat.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Jika setelah dua hari telah berlalu dan rezim terus menyerang, oposisi akan merespon dengan semua cara yang sah untuk membela warga sipil yang tinggal di daerah-daerah.
Oposisi sedang mempertimbangkan menarik diri dari “proses politik yang sia-sia” sebab rezim Presiden Bashar Al-Assad melanjutkan kejahatan dan pembantaian. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza