Kairo, 21 Sya’ban 1436/8 Juni 2015 (MINA) – Pasukan suriah/">oposisi Suriah bertemu di Kairo pada Senin (8/9) dalam sebuah konferensi untuk mencari solusi politik bersatu guna mengakhiri perang berkepanjangan di negeri penuh berkah itu.
Pada pembukaan konferensi yang berjudul Menuju Solusi Politik di Suriah, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry menekankan perlunya sebuah “visi murni nasional Suriah”, lapor Ahram yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Shoukry mengatakan solusi politik Suriah telah terhenti sementara ini karena perang, apalagi setelah regional dan internasional berfokus pada operasi militer di negara itu.
Menteri Luar Negeri Mesir itu mengatakan proyek nasional harus diajukan guna menggalang dukungan dari semua lapisan masyarakat Suriah untuk menghentikan kekerasan dan campur tangan yang terlibat selama ini.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Konferensi diselenggarakan Dewan Mesir Luar Negeri dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil El-Araby.
Sementara peserta lainnya termasuk tokoh Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi, kelompok utama suriah/">oposisi Suriah, dalam kapasitas pribadi mereka, serta perwakilan dari Komite Nasional Koordinasi dan Dewan Nasional Kurdi serta tokoh-tokoh oposisi terkemuka lainnya, termasuk Haitham Manaa dan Fayez Sara.
Sedangkan Ikhwanul Muslimin, yang tergabung dalam Koalisi Nasional, tidak diizinkan untuk menghadiri konferensi, sebagaimana Mesir melarang organisasi ini.
Aktivis Suriah dan anggota panitia persiapan konferensi Feras Khalidi sejauh ini perwakilan dari pihak pemerintah Suriah tidak diundang dalam konferensi.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
El-Khalidi juga mengatakan peserta konferensi telah menyepakati beberapa poin, termasuk pemulangan semua pejuang asing dari negara itu dan mencabut semua putusan pengadilan yang dikenakan rezim Suriah sejak demonstrasi awal 2011.
Dalam konferensi tersebut Shoukry mengkritik pemerintah Suriah, mengatakan situasi di Suriah telah memburuk karena rezim menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai pada awal pemberontakan, yang kemudian membuka campur tangan asing dan militerisasi.
Konflik Suriah telah menewaskan sekitar 220.000 orang, menelantarkan sekitar 7,6 juta pengungsi dan memaksa sekitar 4 juta untuk meninggalkan negara itu.(T/R04/R05)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)