Istanbul, 6 Dzulqa’dah 1437/9 Agustus 2016 (MINA) – Pemimpin oposisi Koalisi Nasional Suriah (SNC), Anas Al-Abda, menyambut positif pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (9/8) waktu setempat.
Presiden Erdogan akan melawat ke St Petersburg, Rusia, atas undangan Presiden Putin, menandai pertemuan pertama antara kedua pemimpin sejak Rusia dan Turki mulai menormalisasi hubungannya menyusul penembakan sebuah jet tempur Rusia oleh militer Turki pada November 2015.
Berbicara pada konferensi pers di Istanbul, Senin (8/8), Al-Abda mengatakan bahwa kunjungan Erdogan akan menjadi ‘langkah positif’ untuk solusi bagi krisis panjang Suriah, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Kami menganggap presiden Turki sebagai sekutu utama rakyat Suriah, ia memiliki kesempatan untuk mengusulkan ide-ide dan inisiatif ke Rusia dan menjelaskan kepada mereka tentang situasi terkini di Suriah,” kata Al-Abda.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Dalam sambutannya, Al-Abda mengatakan Turki telah meyakinkan bahwa posisi Ankara terhadap isu Suriah tidak berubah setelah kudeta yang gagal 15 Juli lalu, yang menewaskan 240 orang dan melukai hampir 2.200 lainnya.
“Turki akan mendukung aspirasi rakyat Suriah dan membantu mereka mencapai tujuan kebebasan dan martabat mereka,” ia menambahkan.
Al-Abda berharap Erdogan akan meminta Rusia untuk berhenti menargetkan warga sipil dan menggunakan proses politik yang ia pandang akan memungkinkan rakyat Suriah menentukan nasib mereka sendiri.
Suriah dilanda perang sipil dan konflik sektarian sejak rezim Presiden Bashar Al-Assad memberangus dan menindak keras protes prodemokrasi yang mencuat sebagai bagian dari gerakan perlawanan Arab Spring pada 2011.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Sejak itu, PBB memperkirakan lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta lainnya menjadi pengungsi di seluruh negeri yang hancur oleh perang.
Namun, lembaga Pusat Suriah untuk Penelitian Kebijakan (SCPR) menyebutkan korban tewas akibat konflik enam tahun itu lebih dari 470.000 orang.
Normalisasi Hubungan
Lawatan Presiden Erdogan ke ‘Negeri Beruang Merah’ diharapkan akan mempercepat poses normalisasi hubungan antara Moskow dan Ankara yang rusak pascapenembakan jatuh jet pengebom Su-24 milik Rusia oleh jet tempur Turki F-16 karena dianggap melanggar wilayah udara Turki.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Kunjungan ini diharapkan dapat mempercepat proses normalisasi antara kedua negara,” kata kantor Kepresidenan Turki dalam sebuah pernyataan.
Erdogan dan Putin diperkirakan akan membahas upaya-upaya memperkuat hubungan bilateral, serta perkembangan regional dan internasional.
Pada 30 Juni, Rusia mencabut larangan penerbangan wisata ke Turki menyusul percakapan telepon antara Putin dan Erdogan. Menteri luar negeri kedua negara kemudian bertemu di Kota Sochi, Rusia, pada 1 Juli.
Putin menunjukkan dukungannya kepada Turki selama percobaan kudeta 15 Juli lalu dan mengatakan ia berdiri atau mendukung pemerintahan yang dipilih oleh rakyat serta menyampaikan belasungkawa kepada korban kudeta. (T/P022/P001)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)