Damaskus, 11 Rabi’ul Awwal 1436/2 Januari 2015 (MINA) – Di saat pembicaraan damai Moskow kian dekat, oposisi Suriah menekankan perlunya perubahan dalam kepemimpinan rezim Suriah, dan solusi politik untuk krisis Suriah adalah ketiadaan Presiden Bashar Al-Assad.
Rusia selaku sekutu Assad, berupaya mempertemukan pejabat rezim Suriah dengan tokoh oposisi akhir Januari ini, untuk melakukan pembicaraan damai dan mendiskusikan cara yang mungkin ditempuh guna mengakhiri konflik perang saudara hampir empat tahun lamanya, ARA News yang se[eryi dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Moaz Al-Khatib, mantan Ketua Koalisi Nasional Suriah untuk Pasukan Revolusioner dan Oposisi (SNC), menyiarkan sebuah pernyataan di halaman Facebooknya, Kamis (1/1), yang mengatakan tidak akan ada solusi nyata jika pimpinan rezim tidak melepaskan jabatannya.
Pernyataan Khatib muncul atas nama kelompok oposisi yang baru-baru ini dibentuk, Suriya Al-Qatan (Rumah Tangga Suriah).
“Pemboman brutal terhadap warga sipil Suriah oleh rezim Assad harus dihentikan,” katanya menggambarkan aksi militer pasukan pro-rezim di Suriah sebagai salah satu kejahatan terbesar dalam sejarah kemanusiaan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pernyataan Kamis itu merupakan respon Khatib terhadap ajakan pembicaraan damai yang dikirim oleh Rusia untuk tokoh oposisi pekan ini. Namun pernyataan itu tidak menjelaskan, apakah Khatib telah diundang atau apakah dia akan hadir.
Khatib adalah sosok yang dihormati dan dianggap oleh para diplomat sebagai seseorang yang bisa berperan dalam solusi politik masa depan bagi Suriah. November lalu, ia bersama tokoh-tokoh oposisi mengunjungi Rusia untuk membahas krisis di negerinya.
Menurut data PBB, perang Suriah sejauh ini telah merenggut lebih dari 200.000 orang. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza