Moskow, 17 Jumadil Akhir 1436/6 April 2015 (MINA) – Kelompok oposisi utama Suriah terus memboikot pembicaraan dengan rezim yang diadakan di Moskow, Rusia, Senin (6/4).
Pemerintah Suriah dan beberapa tokoh oposisi lainnya akan memulai pembicaraan putaran kedua yang akan fokus pada isu-isu kemanusiaan, karena kesepakatan yang lebih luas tidak mungkin tercapai.
Peserta dialog mengatakan, mereka tidak bisa mengharapkan terobosan besar untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih 220.000 orang di Suriah sejak awal 2011, ARA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Tahap pertama pada Januari lalu, pembicaraan berjalan tidak produktif di Moskow karena diboikot oleh kelompok oposisi politik utama, Koalisi Nasional Suriah (SNC) yang didukung Barat.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
SNC yang berbasis di Istanbul mengatakan akan terlibat jika pembicaraan itu mengarah kepada penjatuhan Presiden Suriah Bashar Al-Assad, sekutu Rusia.
Pemerintah Rusia mengatakan, memerangi terorisme di Suriah harus menjadi prioritas utama sekarang dan Moscow meminta oposisi bekerja sama dengan Assad dalam hal itu.
“Kita tidak akan sampai kepada transisi politik tanpa secara perlahan memberi dan menerima,” kata Randa Kassis, mantan anggota SNC yang sekarang memimpin Gerakan Masyarakat Majemuk, kepada Reuters.
Sebagian besar yang hadir adalah kelompok yang ditoleransi oleh Assad atau pro-Damaskus untuk memerangi munculnya Islamic State atau ISIS.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Organisasi pemantau Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di London mengatakan, rezim Suriah telah membebaskan 650 tahanan dari tiga penjara di Damaskus pada 25-27 Maret, termasuk perempuan, anak-anak, tahanan politik dan pejuang. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)