Balikpapan, MINA – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI memanfaatkan teknologi digital dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) tahun 2025 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional Prof. Ir. H. M. Nadratuzzaman, M.S, M.Ec, Ph.D, dalam Sesi Pleno IV “PKP dan Transformasi Digital” pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS se-Indonesia tahun 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis malam (26/9).
“Seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat, BAZNAS harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk lebih mengoptimalkan pelayanan dan pengelolaan zakat,” ujar Nadratuzzaman.
Menurutnya, teknologi digital memberikan sarana untuk menjangkau lebih banyak mustahik dan muzaki, mempercepat distribusi, meningkatkan akuntabilitas, serta mempermudah akses informasi.
Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis
“Ini adalah peluang emas yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk membawa lembaga ini lebih maju, profesional, dan inovatif. Tidak mungkin amil dapat melayani muzaki dan mustahik hanya dengan cara konvensional, perlu ada bantuan dari kehadiran teknologi,” jelasnya.
Dia mengatakan, BAZNAS RI terus berupaya mengembangkan berbagai inovasi berbasis teknologi. Mulai dari platform digital untuk memudahkan donasi zakat, hingga penggunaan big data dan artificial intelligence dalam menganalisis kebutuhan mustahik serta efektivitas program-program pemberdayaan.
“Hal ini diharapkan akan membuat pengelolaan zakat menjadi lebih tepat sasaran, efisien, dan transparan,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Nadratuzzaman juga mengungkapkan, BAZNAS RI telah menyiapkan lima aplikasi nasional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memudahkan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah pada 2025.
Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan
Lima aplikasi tersebut antara lain, Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA) dan Simbalite, Menara Masjid, serta Kantor Digital. Sementara SIMBA-UPZ dan Cinta Zakat dalam proses pengembangan.
“Saya mengajak seluruh jajaran BAZNAS di berbagai tingkatan untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan,” tegasnya.
Meski demikian, lanjutnya, teknologi hanyalah alat. Kesuksesan BAZNAS RI dalam mengoptimalkan pengelolaan zakat tetap bergantung pada komitmen dan integritas bersama. Oleh karena itu, sinergi dan kolaborasi antara BAZNAS pusat, provinsi, dan kabupaten/kota harus terus diperkuat.
“Mari kita bersama-sama menciptakan sistem pengelolaan zakat yang modern, profesional, dan sesuai dengan tuntutan syariah, agar zakat benar-benar dapat menjadi solusi efektif dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia,” pungkasnya.[]