Bogor, MINA – Ketahanan pangan adalah masalah paling krusial di setiap negara. Pangan yang buruk akan mempengaruhi gizi para generasi penerus. Oleh sebab itu, Pemerintah di Indonesia terus menggenjot kualitas produksi petani dengan berbagai macam program.
“Perdagangan hasil pertanian juga terus berkembang hingga saat ini, sehingga perlu ada yang mendorong untuk melahirkan kebijakan terkait model perdagangan yang memihak (pro) kepada petani,” ujar Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Nunung Nuryantono dalam keterangannya di Bogor, Rabu (19/2).
“IPB dalam hal ini, selaku penyelenggara pendidikan di bidang pertanian tidak bisa tinggal diam. Dibutuhkan, solusi yang tepat dengan melakukan pembahasan bersama berbagai elemen masyarakat juga lembaga riset Tani Center LPPM IPB,” kata Nunung.
Ia juga mengatakan, dalam forum diskusi bersama tersebut, akan dibahas secara lebih mendalam terkait manfaat perdagangan yang bisa dinikmati oleh seluruh pihak yang terlibat memproduksi komoditi pertanian.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Pada diskusi ini kita berharap dapat mengungkap kesepakatan-kesepakatan perdagangan dan apakah menguntungkan semua pihak dalam arti yang positif,” kata Nunung.
Sementara itu, sebagai wujud peningkatan perekonomian petani di pedesaan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) telah menunjuk Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan riset program pemberdayaan yang bertajuk “One Village One CEO“.
“Berbagai pihak dilibatkan mulai dari akademisi, dalam hal ini IPB sebagai lembaga yang melakukan riset dan pemberdayaan praktek peningkatan perekonomian desa, IPB kami nilai siap mendukung penuh demi terwujudnya Program tersebut,” ujar Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi.
Program tersebut, kata Budi akan menggeser penerapan pola pembinaan terhadap petani menjadi pendampingan langsung oleh CEO Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Kami mendesain program bersama yaitu One village One CEO. Sebagai solusi dari masalah kemiskinan, dengan menggeser pola pembinaan menjadi pendampingan yang langsung dilakukan oleh CEO Bumdes,” tambahnya.
Menurutnya, pengembangan program One Village One CEO, dipercaya mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang inovatif dan kreatif dalam membangun desa. (R/hju/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon