Yobe, Nigeria, 12 Rabi’ul Awwal 1437/23 Desember 2015 (MINA) – Pada umumnya para orang tua di Nigeria wilayah timur laut, mengaku takut jika membiarkan anak-anaknya pergi keluar rumah untuk sekolah.
Anak-anak telah ditargetkan oleh kelompok bersenjata Boko Haram dan sering menjadi korban pelecehan seksual, kawin paksa, penculikan dan pembunuhan brutal.
Ketakutan dan trauma banyak dialami oleh keluarga yang mendorong mereka harus menjaga anak-anaknya jauh dari bersekolah.
“Banyak orang tua di timur laut tidak akan mengirim anak-anaknya ke sekolah karena mereka takut apa yang akan terjadi,” kata Hafsat Maina Muhammad, seorang direktur eksekutif LSM perdamaian di Damaturu, provinsi Yobe, kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (23/12).
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
“Anak-anak saya berada di rumah selama sekitar dua tahun. Mereka tidak pergi ke sekolah karena kami takut ketika mereka pergi ke sekolah akan ada serangan dan bom,” kata Maina.
Dia menceritakan bahwa anaknya pernah hilang selama dua hari ketika ada ledakan bom di suatu tempat.
Maina telah bekerja selama bertahun-tahun di akar rumput bersama anak-anak, terutama mereka yang terkena dampak dari konflik Boko Haram. Ia melawan kekerasan melalui pendidikan dan pembangunan perdamaian.
“Mereka mengatakan, ‘kami ingin pergi ke sekolah tapi kami takut dan tidak ada yang melindungi kami’,” katanya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Ini menghancurkan hati saya karena saya tahu bahwa anak-anak ini cerdas, artistik, kuat dan sehat. Mereka pantas untuk memiliki pendidikan menjadi orang yang lebih baik di masa depan,” tambahnya. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant