Tunis, MINA – Ratusan orang tua siswa Tunisia berkumpul pada Jumat (1/2) di ibu kota Tunis, untuk memprotes pemogokan guru di sekolah-sekolah di seluruh negeri, dan menuntut sekolah dibuka kembali secara reguler.
Selama berbulan-bulan, sebuah sindikat guru sekolah menengah, yang berafiliasi dengan Serikat Buruh Umum Tunisia (UGTT) yang kuat di negara itu, memimpin dua pemogokan massal. Menuntut kenaikan upah, bonus, dan implementasi kesepakatan-kesepakatan sebelumnya yang dicapai dengan pemerintah.
Pemogokan guru yang telah berulang kali mengganggu tahun sekolah Tunisia, dengan sebagian besar guru tidak melakukan ujian semester pertama atau memberikan nilai, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Mereka berharap menekan pemerintah untuk kembali ke negosiasi dengan serikat pekerja.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Masa depan anak-anak kita adalah garis merah,” teriak orang tua.
“Para guru membahayakan masa depan anak-anak kita karena minat yang sangat sempit dan untuk uang beberapa dinar, sungguh memalukan,” Hela Mejri, seorang ibu dari dua siswa sekolah menengah, mengatakan kepada wartawan AFP.
Dengan ujian trimester kedua yang semakin dekat, para orang tua takut anak-anak mereka bersekolah tanpa ujian dan penilaian.
Siswa sekolah menengah di beberapa kota Tunisia telah mengorganisir protes serupa dalam beberapa pekan terakhir, menuntut dimulainya kembali kelas reguler.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Sejak pemberontakan 2011, sektor pendidikan Tunisia telah berulang kali terganggu oleh protes dan pemogokan guru. (T/Gun/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa