Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Organisasi HAM Israel Nyatakan Negaranya Lakukan Genosida di Gaza

Hasanatun Aliyah Editor : Widi Kusnadi - 43 menit yang lalu

43 menit yang lalu

0 Views

Kondisi Jalur Gaza yang hancur merata oleh pengeboman militer Zionis Israel. (Foto: Anadolu)

Gaza, MINA – Organisasi hak asasi manusia Israel-Palestina, B’Tselem, menyatakan, tindakan penjajah Israel di Jalur Gaza merupakan bentuk genosida. Hal itu tertuang dalam laporan terbaru bertajuk Our Genocide yang dirilis pada Senin (28/7).

Dalam laporan sepanjang 79 halaman itu, B’Tselem menyampaikan kutukan keras terhadap agresi militer Israel di Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 59.733 warga Palestina dan melukai 144.477 lainnya. Laporan tersebut menegaskan bahwa serangan Israel adalah upaya terkoordinasi untuk menghancurkan masyarakat Palestina di Jalur Gaza secara sistematis.

“Peninjauan terhadap kebijakan Israel di Gaza dan dampaknya yang mengerikan, serta pernyataan dari pejabat politik dan militer Israel, menunjukkan bahwa Israel secara sengaja melakukan penghancuran terhadap masyarakat Palestina. Dengan kata lain: Israel sedang melakukan genosida di Jalur Gaza,” demikian kutipan laporan tersebut.

Laporan ini juga menyebut bahwa sejak Oktober 2024, Israel mempercepat upaya pemindahan paksa warga Palestina di Gaza, khususnya dari wilayah utara. Sekitar 100.000 orang telah terusir dari rumah mereka hingga November 2024.

Baca Juga: Lulusan Sekolah Menengah di Tepi Barat Beri Dukungan untuk Gaza

Tidak hanya di Gaza, laporan B’Tselem juga mencatat peningkatan kekerasan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki, dalam skala yang belum pernah terjadi sejak 1967.

Organisasi ini juga menyinggung sejarah panjang diskriminasi struktural oleh Israel, termasuk pemukiman paksa, pengusiran, dan dominasi etnis sejak pendirian negara Israel pada 1948. B’Tselem pertama kali menyebut sistem tersebut sebagai apartheid pada tahun 2021.

Pernyataan B’Tselem ini diperkuat oleh pandangan sejumlah tokoh, termasuk akademisi Holocaust Amos Goldberg, yang sebelumnya menyebut tindakan Israel sebagai genosida dalam artikel opini di New York Times. Namun, pandangan seperti ini masih kontroversial di dalam masyarakat Israel.

Sebuah survei terbaru menunjukkan hanya sekitar 16 persen warga Yahudi Israel yang percaya pada kemungkinan hidup berdampingan secara damai dengan Palestina, sementara 64 persen mendukung pendudukan sementara Gaza.

Baca Juga: Di Tengah Perselisihan Internal, Netanyahu Gelar Rapat Kabinet Keamanan

Di sisi lain, Menteri Warisan Israel, Amichai Eliyahu, secara terbuka menyuarakan pandangan ekstrem. Dalam wawancara radio pekan lalu, ia mengatakan, “Pemerintah sedang bergegas menghapus Gaza. Dan syukur kepada Tuhan, kita sedang menghapus kejahatan ini. Seluruh Gaza akan menjadi Yahudi.”

Laporan ini kemungkinan akan menuai kritik di dalam Israel, mengingat tekanan terhadap aktivis dan organisasi yang berani mengecam kebijakan negaranya. Meski begitu, banyak yang menyambut baik pernyataan ini sebagai langkah penting, meskipun dinilai terlambat. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menlu Spanyol Kecam Israel atas Kelaparan di Gaza, Desak Akses Bantuan Tanpa Hambatan

Rekomendasi untuk Anda