Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Organisasi Kebudayaan PCOM Serukan Gerakan Internasional Akhiri Apartheid Israel

Rana Setiawan - Kamis, 23 Maret 2017 - 15:10 WIB

Kamis, 23 Maret 2017 - 15:10 WIB

407 Views

Muslim Imran.(Foto: PIC)

Muslim Imran.(Foto: PIC)

Kuala Lumpur, 25 Jumadil Akhir 1438/23 Maret 2017 (MINA) – Organisasi Kebudayaan Palestina Malaysia (Palestinian Cultural Organization Malaysia/PCOM) menyerukan masyarakat dunia untuk meluncurkan kampanye gerakan internasional melawan rezim apartheid Israel dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.

Seruan PCOM tersebut menyambut laporan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA), menuduh Israel telah memberlakukan rezim apharteid dengan melakukan diskriminasi rasial terhadap warga Palestina yang dipublikasikan di laman resminya pada Rabu15 Maret 2017 dan dipaksa ditarik kembali Jumat 17 Maret 2017.

Penarikan kembali laporan ESCWA itu menyebabkan Wakil Sekretaris Jenderal PBB sekaligus Sekretaris Eksekutif ESCWA Rima Khalaf mengundurkan diri.

Ini pertama kalinya sebuah badan PBB bertindak tegas terhadap Israel. Laporan itu dengan jelas dan terus terang menyimpulkan bahwa Israel adalah negara rasis yang telah mendirikan sebuah sistem apartheid yang menganiaya rakyat Palestina.

Baca Juga: Pertemuan Kwartet di Roma Bahas Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Direktur PCOM Muslim Imran mengatakan, laporan terbaru dari ESCWA yang menuduh Israel memaksakan rezim apartheid di Palestina adalah pengingat tambahan dari diskriminasi etnis Israel.

“Penarikan kembali laporan setelah memicu kemarahan di pihak Israel tidak menyembunyikan kebenaran dan harus mendorong masyarakat bebas di seluruh dunia untuk lebih mengekspos kejahatan Israel dan memobilisasi upaya untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina,” tegasnya.

Imran juga mengatakan pihaknya memuji posisi yang kuat dari mantan petinggi ESCWA, Rima Khalaf, yang awalnya menerbitkan laporan dan kemudian mengundurkan diri sebagai protes dari penarikannya.

Dia menjelaskan, kebijakan apartheid Israel termasuk melarang pengungsi Palestina dan masyarakat yang terusir untuk kembali ke rumah mereka di wilayah Pendudukan Palestina.

Baca Juga: Israel Serang Lebanon Selatan dengan Bom Fosfor Putih Terlarang

Selain itu, warga Palestina di kota yang diduduki seperti Al-Quds, terjadi diskriminasi dalam memperoleh pendidikan, kesehatan, pekerjaan, tempat tinggal dan hak izin pembangunan, serta pengusiran dan penghancuran rumah.

“Rakyat Palestina yang diatur oleh “hukum militer” membuat mereka tunduk pada pembatasan Israel saat pemukim Yahudi di sisi lain diatur oleh “hukum perdata” Israel memungkinkan mereka untuk menikmati kehidupan yang lebih baik di tanah mereka yang diduduki secara ilegal,” ujar Imran, pria asal Hebron Palestina itu.

Palestinian Cultural Organization Malaysia (PCOM) adalah LSM yang bertujuan menyebarkan kesadaran tentang isu-isu Palestina dan berkonsentrasi pada dukungan rakyat Malaysia untuk rakyat Palestina di semua tingkatan.

Organisasi ini diluncurkan pada 14 Februari 2011 dengan kehadiran Tun Dr Mahathir Mohamad dan beberapa tokoh Malaysia. (L/R01/RS3)

Baca Juga: Rudal Anti-Tank Tewaskan Tentara Israel di Rafah

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda