Barcelona, 15 Rabi’ul Akhir 1437/25 Januari 2016 (MINA) – Organisasi Dokter Lintas Batas (Medecins Sans Frontieres/MSF) mengatakan, konflik dan peperangan di Yaman terus berlanjut dan mengabaikan aturan perang.
Raquel Ayora, Direktur Operasional MSF, mengungkapkan, bahwa dalam tiga bulan terakhir tiga fasilitas kesehatan mereka di Yaman menjadi sasaran serangan.
“Perang yang terjadi di Yaman menyebabkan penderitaan besar dan menunjukkan bahwa pihak yang terlibat tidak mengakui ataupun menghormati status khusus rumah sakit dan fasilitas medis yang seharusnya dilindungi,” kata Ayora, dalam rilis berita yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (25/1).
“Setiap hari kami menyaksikan konsekuensi fatal hal tersebut pada orang-orang yang terjebak di daerak konflik,” imbuhnya.
Sejak perang dimulai pada Maret 2015, tempat-tempat umum dibom dan diledakkan secara besar-besaran. “Tidak ada yang tersisa, bahkan rumah sakit, meskipun fasilitas kesehatan dilindungi secara tegas oleh hukum kemanusiaan internasional,” lanjut Ayora.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Kegiatan medis MSF di Yaman mengalami serangan sebanyak empat kali dalam waktu kurang dari tiga bulan, dan skala setiap serangan terus meningkat.
Serangan pertama terhadap fasilitas medis MSF terjadi pada tanggal 26 Oktober di Distrik Haydan, Provinsi Saada. Sebuah klinik MSF kemudian terkena serangan udara pada 2 Desember di Distrik Taiz Al Houban, melukai delapan orang, termasuk dua staf MSF, dan menewaskan satu orang.
Pada 10 Januari rumah sakit yang dibantu MSF di Shiara diserang dalam sebuah insiden yang menewaskan enam orang dan melukai setidaknya tujuh orang, sebagian besar staf medis dan pasien.
Pada tanggal 21 Januari, dalam serangkaian serangan udara, ambulans MSF terkena serangan dan menewaskan pengemudi serta melukai puluhan dan menewaskan sedikitnya enam orang di daerah Saada.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
MSF mengaku sampai saat ini belum menerima penjelasan resmi untuk setiap insiden yang terjadi tersebut.
“Sering sekali, kita mendengar serangan terhadap fasilitas medis dianggap remeh, dicap ‘kesalahan’ atau ‘eror’,” kata Ayora.
“Baru minggu lalu Menteri Luar Negeri Inggris menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang disengaja di Yaman oleh koalisi. Ini berarti bahwa ketidaksengajaan mengebom rumah sakit akan ditoleransi. Logika ini menyakitkan dan tidak bertanggung jawab,” kecamnya.
MSF telah memutuskan untuk meminta Komisi Pencari Fakta Kemanusiaan International (IHFFC) untuk melakukan investigasi independen terkait serangan Rumah Sakit Shiara. Bantuan itu diajukan setelah insiden pengeboman rumah sakit pusat trauma di Kunduz yang dilakukan oleh tentara Amerika Serikat di Afghanistan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“MSF masih menunggu tanggapan resmi dari Pemerintah AS tentang persetujuan penyelidikan. Komisi tersebut merupakan satu-satunya badan pencari fakta internasional tetap yang memiliki mandat khusus dalam hal kemungkinan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional di bawah Konvensi Jenewa,” tegas Ayora. (P022/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu