New York, MINA – Organisasi-organisasi Yahudi yang berbasis di Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bersama yang menuntut pemerintahan Biden menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Lebih dari 500 perwakilan menandatangani surat tersebut termasuk anggota kelompok hak asasi manusia seperti Jewish Voice for Peace (JVP), IfNotNow dan J Street, serta para rabi dan jamaah di sinagoga-sinagoga di seluruh AS. Demikian dikutip dari The New Arab, Sabtu (9/12).
Surat tersebut, yang pertama kali diperoleh NBC News, berisi para penandatangan anonim yang khawatir jika mereka berbicara di depan umum, mereka bisa kehilangan pekerjaan.
“Kami bersatu pada saat ini untuk menyerukan gencatan senjata, pembebasan semua sandera, dan komitmen terhadap solusi politik jangka panjang yang menjamin kebebasan dan keamanan kolektif Israel dan Palestina,” kata surat itu.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Organisasi kami mungkin ikut atau tidak ikut serta dalam seruan gencatan senjata, namun kami merasa tergerak untuk berbicara sebagai individu untuk menunjukkan dukungan luas dalam komunitas Yahudi terhadap gencatan senjata,” kata mereka dalam pernyataan itu.
Pernyataan tersebut mengatakan keselamatan Israel dan Palestina “sangat terkait” dan mendesak upaya diplomatik lebih lanjut untuk menjamin perdamaian dan keamanan jangka panjang.
“Kami tahu bahwa Israel dan Palestina akan tetap tinggal, baik keamanan Yahudi maupun pembebasan Palestina tidak dapat dicapai jika mereka diadu satu sama lain. Kami tahu bahwa kebebasan bagi satu bangsa tidak dapat dicapai melalui penindasan dan pembunuhan terhadap bangsa lain,” tambah pernyataan itu..
Surat terbuka tersebut menyusul pernyataan lain yang dikeluarkan oleh staf Muslim dan Yahudi di Capitol Hill yang juga menyerukan “gencatan senjata segera” di Gaza.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Kelompok advokasi seperti JVP dan IfNotNow juga menjadi penyelenggara utama protes dan aksi duduk pro-Palestina di AS, menuntut solidaritas dengan warga Palestina dan gencatan senjata permanen.
“Gedung Putih dan banyak pihak di pemerintahan AS sudah paham betul bahwa 1.000 warga Israel yang terbunuh adalah jumlah yang terlalu banyak,” kata direktur politik IfNotNow, Eva Borgwardt, sebelumnya kepada The Guardian.
“Pertanyaan kami kepada mereka adalah: Berapa jumlah kematian warga Palestina yang terlalu banyak?”
Israel telah membunuh sedikitnya 17.177 warga Palestina dalam serangannya di Gaza sejak 7 Oktober, yang menargetkan jurnalis di Gaza dan di sepanjang perbatasan Lebanon. (T/R7/P1)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka