Shah Alam, 19 Dzulhijjah 1436/3 Oktober 2015 (MINA) – Pelabelan “teroris” tidak seharusnya hanya berfokus pada gerakan ekstremis Islam semata, sebaliknya istilah tersebut juga seharusnya disematkan pada berbagai kejahatan dan pelanggaran rezim Zionis Israel di Palestina.
Ketua Organisasi Kebudayaan Palestina Malaysia PCOM (The Palestinian Cultural Organization), Datuk Seri Shahidan Kassim menegaskan keberadaan organisasi ekstremis di kalangan umat Islam begitu cepat diberikan tindakan dibandingkan rezim Israel.
“Mengapa tidak ada tindakan proaktif yang serupa dilakukan terhadap kaum ekstrimis Yahudi? Masyarakat dunia harus membuka mata, meneliti dan menilai dengan seadil-adilnya,” kata Shahidan yang dilaporkan Harian Sinar Harapan Malaysia sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (3/10).
“Waktunya telah tiba untuk masyarakat dunia mengutuk tindakan terorisme ini selain turut mencantumkan rezim Zionis dalam daftar teroris yang tidak manusiawi,” ujarnya.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Baru-baru ini, Zionis Israel berusaha membatasi batas waktu dan tempat di Masjidi Al-Aqsa, yang menjadi kiblat pertama umat Islam. Yahudi sedang berusaha untuk membagi Masjid Al-Aqsha antara umat Islam dan Yahudi.
Senada dengan Shahidan, Presiden Organisasi Cakna Palestina Malaysia, Wan Mohd Sharafi Wan Mustaffa mengatakan, berbagai upaya dan langkah diambil umat Islam untuk meyuarakan protes terhadap tindakan Zionis yang menzalimi jamaah di Masjid Al-Aqsha sejak 13 September lalu.
“Invasi militer Isreal belakangan ini seharusnya membuka mata umat Islam di seluruh dunia. LSM-LSM di negara ini telah meluncurkan program ‘Kampanye Global Selamatkan Al-Quds’ di Kuala Lumpur baru-baru ini,” kata Wan Mohd Sharafi sebagaimana dilaporkan Harokah Daily, Jumat (2/10).
Wan Mohd Sharafi juga mengatakan, pemerintah harus mengambil langkah-langkah lebih proaktif dan berani untuk menyatakan sikap Malaysia terhadap isu tersebut di tingkat regional maupun internasional.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Dia menegaskan Malaysia harus memanfaatkan posisi sebagai Ketua ASEAN, anggota Dewan Keamanan PBB dan anggota OKI untuk memimpin protes terhadap kekejaman Israel.
Kampanye global “Selamatkan Al-Quds” yang dipimpin sejumlah ormas Islam yang tergabung dalam Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) diawali dengan mengadakan aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur setelah shalat Jumat (2/10) untuk memprotes aksi terbaru rezim Zionis tersebut.
Lebih dari 3.000 massa perwakilan sejumlah 47 LSM dan empat partai Malaysia ikut berpartisipasi dalam aksi damai yang digelar serentak di empat negara ASEAN, termasuk Indonesia.
Kampanye global “Selamatkan Al-Quds” bertujuan membebaskan Masjid Al-Aqsha di Kota Al-Quds dari serangan dan kekerasan terus menerus yang dilakukan oleh para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi dan tentara Israel selama lebih dari enam dekade.(T/R05/P4)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)