New Delhi, MINA – Otoritas India mulai mengumpulkan data biometrik pengungsi warga Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
Kementerian Dalam Negeri India, pejabat negara bagian Manipur dan Mizoram awal tahun ini membahas pengumpulan data biometrik dan memutuskan untuk memulai proses di Manipur. Radio Free Asia melaporkan, Senin (14/8).
Pihak berwenang di negara bagian perbatasan Manipur telah mulai mengumpulkan data biometrik dari ribuan warga Myanmar yang melarikan diri dari konflik antara kelompok etnis bersenjata dan junta militer di negara asal mereka.
Para pengungsi khawatir bahwa data yang dikumpulkan dapat dibagikan dengan junta, kata beberapa pengungsi.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Sejak pertempuran pecah pada 22 Juli di kota Khampat di perbatasan Myanmar, lebih dari seribu penduduk setempat telah mengungsi ke Manipur. Mereka belum bisa kembali sejak itu.
Mereka termasuk di antara sekitar 50.000 warga Myanmar yang telah melarikan diri ke India sejak junta menggulingkan pemerintah Myanmar dalam kudeta pada 2021.
Para pengungsi, pekerja bantuan, dan aktivis hak asasi manusia khawatir bahwa India akan menangkap warga Myanmar menggunakan informasi biometrik yang dikumpulkan,dan menyerahkan mereka ke junta militer atau mereka dapat terseret ke dalam konflik internal di India.
Pengungsi dari Myanmar diminta untuk merekam sidik jari, mata, wajah, dan suara mereka, kata seorang pengungsi Myanmar, yang meminta tidak disebut namanya. (T/RS2/P2)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Mi’raj News Agency (MINA)