Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OTORITAS MYANMAR PERAS ETNIS ROHINGYA

Redaksi MINA - Senin, 9 Juni 2014 - 23:54 WIB

Senin, 9 Juni 2014 - 23:54 WIB

619 Views

Pemerintah lakukan pemerasan di Maungdaw  Photo: Thestateless

Pemerintah lakukan pemerasan di Maungdaw Photo: Thestateless

Maungdaw, 11 Sya’ban 1435/9 Juni 2014 (MINA) – Otoritas Myanmar mendirikan pos-pos pemeriksaan untuk memeras uang dari warga yang melakukan perjalanan ke pasar dan dari satu desa ke desa lainnya sejak pekan pertama Juni 2014 di Maungdaw.

“Otoritas yang bersangkutan baru-baru ini mendirikan pos pemeriksaan baru di jalan tinggi antara Udaung dan desa Ghorakhali di bawah penjagaan perbatasaan Maungdaw sektor No.8, Myient Hlut,” kata seorang warga setempat, Hamid.

Menurut Thestateless dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA)mengatakan bahwa laki-laki, perempuan dan anak perempuan Rohingya diperiksa di seluruh tubuh dan dokumen perjalanan oleh polisi keamanan saat melintasi pos pemeriksaan.

Sumber juga mengatakan bahwa jika polisi keamanan tidak mendapatkan dokumen perjalanan, dia akan menuntut dan memeras 500-1000 Kyat oleh polisi keamanan.

Baca Juga: Australia Blokir Visa Politisi Israel Simcha Rothman

Seorang pedagang beras, Hasu Meah, kepada Kaladanpress mengatakan, “Kita harus pergi ke pasar Aley Than Kyaw sekali sehari karena kami menjual beras, cabai dan sayuran di pasar tersebut. Polisi melecehkan dan mengambil uang dari kami.

Warga Rohingya mendesak rezim menghentikan pemerasan uang dan pelecehan terhadap masyarakat Rohingya, kata Ahmed Husson, seorang tetua dari Maungdaw.

Rohingya telah dinyatakan sebagai etnis yang tertindas di dunia oleh PBB. Selain pemerasan, pembatasan dan pemerkosaan merupakan rutinitas derita yang selalu diterima oleh etnis yang tidak diakui oleh negara Myanmar, meski mereka sudah menetap selama ratusan tahun disana.

Ditolak kewarganegaraan di Myanmar, Rohingya juga tidak diterima di negara tetangga, Bangladesh dan di tempat lain. Di bawah kondisi ekstrim, Rohingya menghadapi risiko kematian terombang-ambing di laut sejak 2008.

Baca Juga: China Keluarkan Peringatan Badai Hujan di Sejumlah Provinsi  

Dari Juni 2012, diperkirakan 3.000-5.000 orang tewas, tenggelam dan hilang. Banyak ratusan perempuan diperkosa. Permukiman besar dengan ribuan rumah, termasuk masjid dan madrasah, hancur. Setidaknya 1600 orang yang tidak bersalah ditangkap atas tuduhan palsu. Sebanyak 140.000 orang mengungsi.(T/P08/P04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Korban Tewas Banjir Kashmir Capai 60 Orang, 300 Luka-luka

Rekomendasi untuk Anda