Bethlehem, 8 Rajab 1438/ 5 April 2017 (MINA) – Otoritas Palestina (PA) dan Israel menandatangani perjanjian terkait penyediaan layanan 3G pada pengguna telepon Palestina.
Media bahasa Ibrani melaporkan bahwa kesepakatan itu ditandatangani Rabu (5/3) oleh wakil dari Kementerian Palestina Telekomunikasi dan Teknologi Informasi, Suleiman Al-Zuheiri dan perwakilan dari Kementerian Komunikasi Israel, demikian Ma’an News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sementara seorang juru bicara Israel untuk Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah Palestina (COGAT), mengkonfirmasi penandatanganan itu dalam sebuah pernyataan.
“Perjanjian itu dianggap sebagai langkah penting bagi warga Palestina di bidang telekomunikasi, dan dengan ini diharapkan dapat membantu ekonomi Palestina,” katanya.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Pernyataan itu juga memuji upaya COGAT menandatangani perjanjian meskipun sekitar tiga juta warga Palestina menerima layanan mobile dari perusahaan Palestina, selain 300.000 yang menggunakan operator ponsel Israel.
Pemerintah Israel sebelumnya telah menolak perusahaan telepon Palestina untuk menawarkan 3G karena dugaan masalah keamanan Israel, yang memaksa banyak orang Palestina beralih ke penyedia layanan telepon Israel.
Dalam laporan Bank Dunia tahun 2016 dinyatakan, sektor mobile Palestina kehilangan lebih dari satu miliar dolar AS dalam pendapatan antara tahun 2013 dan 2015.
Bank Dunia mencatat beberapa kendala yang berdampak kerugian besar yang diderita oleh perusahaan telekomunikasi seluler di wilayah Palestina, termasuk kehadiran operator Israel yang tidak sah di pasar Palestina dan pembatasan Israel ditempatkan pada impor peralatan untuk telekomunikasi dan ICT perusahaan ke wilayah tersebut.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Pada November 2015, Israel dan PA menandatangani perjanjian untuk mengaktifkan 3G yang lama ditunggu-tunggu untuk akses mobile di wilayah Palestina yang diduduki.
Israel sejauh ini menolak untuk memberikan operator ponsel dengan frekuensi 2G tambahan, apalagi teknologi 3G atau 4G, yang ditawarkan kepada enam perusahaan Israel Januari 2015.
“Meskipun perjanjian, operator Palestina tetap pada kerugian kompetitif karena operator Israel memiliki kemampuan 3G dan 4G yang mampu menarik pelanggan nilai lebih tinggi,” kata Bank Dunia.
Lebih dari 20 persen dari volume pasar di Tepi Barat yang diduduki dikuasai operator Israel yang tidak sah, menurut laporan tersebut, sebagian besar karena fakta bahwa perusahaan Palestina tidak memiliki akses karena lebih dari 60 persen di bawah kontrol militer Israel yang dikenal sebagai Area C.
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Operator seluler Palestina juga diharuskan melalui sebuah perusahaan Israel yang terdaftar dalam mengakses link internasional.
Kurangnya akses ke teknologi mobile 3G di wilayah Palestina yang diduduki telah lama disebutkan sebagai salah satu hambatan untuk pertumbuhan ekonomi dan teknologi.
Sedangkan, sebuah laporan yang dirilis pada tahun 2015 oleh think tank Palestina Aa-Shabaka mengatakan bahwa operator di Palestina kehilangan sekitar 80 sampai 100 juta dolar AS pertahun sebagai akibat dari kurangnya 3G.(T/R10/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”