Gaza, MINA – Kementerian Dalam Negeri di Gaza pada Ahad (6/10) meminta warga sipil Gaza untuk mengabaikan perintah Israel untuk mengevakuasi daerah mereka dan pindah ke Selatan.
“Klaim Israel tentang keberadaan zona aman di Gaza selatan adalah kebohongan karena Israel melakukan kejahatan dan pembantaian di semua wilayah kantong itu,” kata Kementerian dalam sebuah pernyataan. Anadolu Agency melaporkan.
“Kami menyerukan kepada warga di Gaza utara untuk mengabaikan ancaman Israel untuk mengungsi dari rumah mereka dan menuju ke selatan,” tambahnya.
Tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru bagi warga sipil Palestina di Gaza Utara untuk meninggalkan rumah mereka dan pindah ke daerah yang ditetapkan oleh tentara Israel sebagai “zona aman” di Gaza tengah dan selatan.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Organisasi hak asasi manusia dan pengamat internasional mengutuk perintah yang tidak manusiawi dan penderitaan massal warga Palestina yang diakibatkannya.
Lebih jauh lagi, warga Palestina sering diserang oleh militer Israel baik dalam perjalanan mereka ke “daerah aman” tersebut maupun setelah mereka tiba. Juli lalu, tentara Israel menyerang kamp-kamp warga sipil yang mengungsi di Al-Mawasi di Gaza Selatan, menewaskan lebih dari 90 warga Palestina dan melukai hampir 300 lainnya, menurut sumber resmi Palestina.
Israel terus melancarkan serangan brutalnya di Jalur Gaza menyusul serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Lebih dari 41.800 orang syahid sejak saat itu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 96.900 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Serangan Israel menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi, di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza