Ramallah, MINA – Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina mengeluarkan arahan baru kepada kedutaan besarnya dan komunitas Palestina di Ukraina, setelah Rusia melancarkan operasi militer ke negara tersebut.
Kemenlu Palestina menyampaikan hal itu Kamis (24/2) untuk memantau situasi komunitas Palestina, mahasiswa, dan kedutaan besar di Ukraina.
Pernyataan menyebutkan, laporan rinci perkembangan di Ukraina, dan upaya yang dilakukan Kedubes dalam menindaklanjuti kondisi masyarakat dan mahasiswa, dilakukan melalui kemitraan penuh dengan Persatuan Umum Pelajar Palestina dan Badan Intelijen Umum.
Menurut pernyataan, hal yang paling penting adalah mematuhi instruksi dari otoritas di Ukraina untuk mencapai keselamatan pribadi, selain berkoordinasi dengan Kedubes Palestina di negara-negara perbatasan, jika terjadi pengungsian melalui perlintasan darat.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Instruksi tersebut juga termasuk memberikan wewenang pada Dubes Palestina untuk Ukraina mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga keselamatannya dan keselamatan staf, masyarakat dan mahasiswa, dengan berkonsultasi dengan kementerian.
Sebelumnya pada pertengahan bulan in, Kemenlu Palestina telah menyerukan, agar keluarga diplomat dan warga negara Palestina yang berada di Ukraina segera pergi.
Pada Kamis pagi (24/2), Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi militer khusus di wilayah Donbass di Ukraina timur.
Krisis Ukraina-Rusia meningkat setelah Putin mengumumkan, pada Senin malam, pengakuan resmi negaranya atas kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk dari Ukraina, yang berada di bawah kendali separatis pro-Moskow, yang memicu penolakan internasional dan sanksi yang dijatuhkan oleh beberapa pihak terhadap Rusia.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Ketegangan dimulai di perbatasan Rusia-Ukraina sehubungan dengan penolakan Moskow atas rencana memperluas keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di dekat perbatasannya, melalui skema memasukkan Ukraina ke pakta itu. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza