Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OTORITAS PALESTINA TOLAK TIGA PERMINTAAN AS

Admin - Rabu, 8 Januari 2014 - 10:14 WIB

Rabu, 8 Januari 2014 - 10:14 WIB

363 Views ㅤ

Ramallah, 6 Rabi’ul Awwal 1435/8 Januari 2014 (MINA) – Seorang pejabat Otoritas Palestina mengatakan pihaknya menolak tiga isu inti dalam kerangka proposal yang diajukan Menteri Luar Negeri AS John Kerry.

Tiga isu utama tersebut adalah pengakuan identitas Yahudi Israel, status Al-Quds (Yerusalem), dan pengaturan keamanan masa depan, kata pejabat yang tidak disebutkan namanya kepada harian  Al-Hayat yang berbasis di London, Selasa (7/1)  seperti dikutip Mi’raj News (MINA).

Pejabat Palestina  itu mengatakan,  dalam proposal perjanjian dengan  Ramallah , Pemerintah AS menuntut Presiden Palestina Mahmud Abbas  agar bersedia  mengakui identitas Yahudi Israel . Abbas dilaporkan menolak menerima persyaratan  tersebut dan meminta Kerry mengajukan permintaannya kepada PBB, bukan  kepada otoritas Palestina.

Otoritas Palestina menginginkan agar  Kerry dalam usulannya mengakui aspirasi rakyat Palestina untuk menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina di masa depan, dan  mengakui Kota Tua Yerusalem sebagai sebuah entitas internasional.

Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan

Meskipun permintaan Kerry  memungkinkan tentara Israel tinggal di Lembah Yordan selama lima tahun, pimpinan Otoritas Palestina tidak menerima klausul tersebut. Kerry juga menunjukkan dalam proposalnya pemukiman ilegal Yahudi di Lembah Yordan akan  ada selama mungkin – suatu usulan yang  juga ditolak pihak Palestina.

Israel-Palestina mulai melakukan negosiasi ulang yang dimediasi AS sejak akhir tahun.  Negosiasi yang tampaknya dipaksakan oleh negeri Paman Sam tersebut  menuai pesimisme tidak hanya di kalangan masyarakat internasional, namun juga dari para pejabat Palestina di Ramallah yang sejak  dimulainya kembali perundingan mengkritik skap Israel yang bersikeras dengan program pembangunan pemukiman si wilayah yang didudukinya.

Di tengah rekonsiliasi antara Hamas-Fatah yang makin intens, Kerry kembali menemui para penguasa Israel dan pergi meninggalkan entitas Yahudi pada  Senin setelah empat hari pembicaraan intensif yang berakhir dengan kegagalan membujuk kedua pihak yang berseteru, pemerintah Israel dan Otoritas Palestina, untuk menerima inisiatifnya.(T/P03/EO2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza

l

Rekomendasi untuk Anda