Khortum, MINA – Pihak berwenang Sudan pada Hari Jumat (22/4) membebaskan 25 tahanan politik dari sebuah penjara di ibu kota, Khartoum, sebagai bagian dari langkah untuk menciptakan iklim dialog antara pihak-pihak Sudan.
Hal itu diumumkan dalam sebuah pernyataan oleh inisiatif hukum Sudan, Pengacara Darurat. Inisiatif ini dibentuk setelah tindakan luar biasa yang diambil oleh Panglima Militer Sudan Abdel Fattah Al-Burhan pada 25 Oktober, terutama pemberlakuan keadaan darurat dan pembubaran Dewan Kedaulatan dan Dewan Menteri, demikian dikutip dari MEMO.
“Pihak berwenang penjara Soba hari ini pada siang hari membebaskan 25 orang revolusioner yang ditahan. Ini terjadi sementara 27 tahanan tetap dipenjara di penjara yang sama, di samping tahanan Komite Pembongkaran dan tahanan lainnya di dalam penjara Port Sudan, Dabek dan Al Jazeera Ab,” ujar pernyataan itu.
Pada 15 April, Al-Burhan mengumumkan tahanan politik akan dibebaskan “dalam dua atau tiga hari” untuk menciptakan iklim dialog di negara tersebut.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Kami akan melakukan segala kemungkinan sehingga mereka dibebaskan. Kami meminta semua orang untuk lebih banyak solidaritas, persatuan dan kerja sampai semua tahanan dibebaskan,” kata Burhan.
Pada 20 Februari, Pasukan Kebebasan dan Perubahan, bekas koalisi yang berkuasa di Sudan, menyerukan kampanye nasional yang komprehensif untuk membebaskan semua tahanan di penjara, yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 200 orang.
Pasukan oposisi dan organisasi hak asasi manusia menuduh pihak berwenang Sudan menangkap para pemimpin politik dan puluhan aktivis di “komite perlawanan”, yang mengorganisir protes yang sedang berlangsung menyerukan “pemerintahan sipil demokratis penuh”. Namun, pihak berwenang biasanya mengatakan, penangkapan beberapa orang dilakukan oleh otoritas peradilan yang sepenuhnya independen.
Pembebasan tahanan adalah salah satu syarat paling menonjol yang ditetapkan oleh Pasukan Kebebasan dan Perubahan di Sudan, diumumkan pada 14 April. Mereka menegaskan tidak akan melanjutkan proses politik apa pun tanpa membebaskan mereka, membatalkan keadaan darurat dan menghentikan penindasan terhadap para demonstran.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Sejak 25 Oktober 2021, Sudan telah menyaksikan protes yang menolak tindakan luar biasa yang diambil oleh Al-Burhan. (T/R7/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun