Dushanbe, Tajikistan, 16 Rabi’ul Akhir 1437/26 Januari 2016 (MINA) – Otoritas Tajikistan pada Senin (25/1) mengatakan, ada sekitar 1.000 warga negara itu yang telah bergabung dengan kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) di Suriah dan Irak.
Angka tersebut meningkat dua kali lipat dari data sebelumnya yang diungkap oleh pejabat pemerintah.
“Sekitar 61 warga Tajikistan kembali dari Suriah dan Irak, sementara 148 lainnya tewas dalam pertempuran di sana,” ungkap Menteri Dalam Negeri Ramazon Rahimzoda, seperti dilaporkan Asia-Plus yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sebelumnya, Presiden Emomali Rahmon mengungkapkan, 21 mahasiswa termasuk di antara warga negaranya bergabung dengan ISIS.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Rahmon menuding masjid dan lembaga keagamaan lainnya, baik di dalam maupun luar negeri, berperan dalam merekrut orang bergabung dengan kelompok ekstremis.
Menteri Rahimzoda juga menyatakan, Kolonel Gulmurod Halimov yang bergabung dengan ISIS tahun lalu, telah terluka parah dua kali. Ia mengklaim ISIS saat ini membayar Halimov US$100 (Rp1,3 juta) per bulan sebagai tunjangan “pensiun”, tapi klaim itu tidak bisa dikonfirmasi secara independen.
Halimov, mantan komandan unit polisi khusus OMON telah mengonfirmasi dalam sebuah video YouTube bahwa dirinya bergabung dengan kelompok militan itu. Menteri Dalam Negeri mengatakan, pemerintah Tajikistan akan terus berupaya menangkap Halimov.
Akhir pekan lalu Tajikistan memperketat kemanan di ibu kota Dushanbe dan Rahimzoda berkilah langkah-langkah pengamanan yang diterapkan itu sebagai kebijakan “biasa”.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Namun penduduk setempat mengkui ada kehadiran polisi dalam jumlah yang tidak biasanya di Dushanbe dan pos pemeriksaan keamanan tambahan di jalan raya yang mengarah ke ibu kota. (T/P022/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina