Yerusalem, MINA – Otoritas Palestina (PA) dan wakil-wakil Arab di parlemen Israel “Knesset” pada Sabtu (30/5) menyerukan intervensi internasional yang mendesak untuk melindungi rakyat Palestina.
Seruan itu datang setelah polisi pendudukan Israel membunuh seorang Palestina dengan kebutuhan khusus (cacat) di Kota Tua Yerusalem dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Rakyat Palestina di wilayah yang diduduki.
“Peningkatan kejahatan Israel di kota pendudukan Yerusalem menyerukan intervensi internasional segera,” kata Menteri Urusan Yerusalem PA, Fadi Al-Hadmi dalam pernyataan persnya, demikian dikutip dari Quds Press.
Ia menambahkan, kejahatan pendudukan di kota tua belum berhenti, tetapi dalam beberapa pekan terakhir telah terjadi peningkatan yang nyata, terhadap warga dan properti mereka.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Al-Hadmi juga berbicara tentang kejahatan pendudukan Israel di Yerusalem, yang paling terakhir adalah penembakan Iyad Al-Hallaq, 32, seorang pemuda dengan kebutuhan khusus, kemudian penangkapan Imam Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ikrima Sabri, dan beberapa jamaah lainnya serta penjaga Al-Aqsa.
“Selain itu, warga dipaksa untuk menghancurkan rumah mereka sendiri di beberapa daerah dan lingkungan Yerusalem, sementara mengancam akan menghancurkan lebih banyak dari mereka, meskipun pandemi corona sedang berlangsung,” ujarnya.
“Penangkapan orang-orang Palestina di Yerusalem terus berlanjut di berbagai bagian, termasuk anak-anak, serta penutupan lembaga-lembaga Palestina yang beroperasi di dalamnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Ayman Odeh, Ketua Fraksi “Joint List” di Knesset mengatakan dalam akun Twitternya, belasungkawa kepada keluarga Al-Hallaq yang kehilangan putra mereka dalam bencana hebat di Yerusalem Timur, dan seseorang harus memastikan polisi Israel itu berada di penjara untuk diadili.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Wakil di Knesset, Aida Toma Suleiman juga mengatakan di akun Twitter-nya, ia menganggap bahwa pembunuhan pada pemuda Palestina adalah hasil dari ancaman Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel yang baru, Amir Ohana, untuk menumpahkan darah semua orang yang menyerang seorang polisi.
“Bagi mereka yang dikejutkan oleh pembunuhan di Amerika Serikat, perhatikan baik-baik, seluruh orang (Palestina) mengerang di bawah pendudukan Israel tanpa bisa bernapas,” ujarnya.
Selain itu, Seorang anggota “Knesset”, Ahmed Al-Tibi, menggambarkan kematian Al-Hallaq sebagai “Kejahatan serius”. Ia mengecam polisi Israel menggeledah rumah martir itu setelah ia terbunuh.
The Hebrew Channel (13) mengungkapkan, polisi Israel telah menggerebek rumah Al-Hallaq setelah ia mati syahid untuk mencari bahan apa pun, dan mengarahkan penghinaan terhadap saudara perempuannya.
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
Menurut penyelidikan awal, para petugas polisi berusaha menghentikan pemuda Palestina itu dengan kecurigaan ia memiliki pistol di tangannya, tetapi ia takut pada mereka dan terus melarikan diri, sehingga mereka mulai meneriakkan “teroris teroris” dan dua polisi lainnya menembakkan 7-8 peluru ke arahnya, tapi setelah diperiksa ternyata ia tidak bersenjata.
Seperti yang dikatakan ayah Al-Hallaq, putranya takut pada orang asing dan apa yang dibawanya adalah ponselnya karena keluarganya selalu menekankan bahwa dia harus menghubungi mereka begitu dia tiba di lembaga pendidikan yang dia tuju. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara