Jakarta, 5 Rajab 1437/12 April 2016 (MINA) – Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, dalam waktu dekat Presiden RI Joko Widodo akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris pada 19-20 April 2016. Salah satu fokus kerjasama yang akan dilakukan oleh kedua negara adalah kerjasama di bidang ekonomi kreatif.
Pihaknya yang juga merupakan anggota delegasi utama pada kunjungan tersebut akan menguatkan kerjasama dengan Pemerintah Inggris, dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Ekonomi Digital dan British Council Indonesia, untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di kedua negara dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di bidang industri kreatif.
“Perjanjian kerjasama dua negara tersebut diselenggarakan untuk membangun kerjasama riil bagi pelaku industri kreatif di Indonesia dan Inggris,” kata Triawan kata Triawan di CoWorkInc, Gedung WIMO lantai 3, Jakarta, Selasa (12/4).
Triawan mengatakan, hal ini merupakan kesempatan untuk menciptakan ruang-ruang kreatif baru bagi Indonesia di Inggris, Inggris di Indonesia, dan kolaborasi dua pihak di dunia internasional. Kolaborasi ini selaras dengan ‘Programme of UK-ID 2016-2018’ atau lebih dikenal dengan UK:ID, sebagai bentuk co-branding kedua negara.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Triawan mengakui Inggris adalah salah satu mitra strategis pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri kreatif.
“Mereka memiliki Kementerian Kebudayaan dan Ekonomi Digital dengan visi-misi yang sama dengan Bekraf untuk bergerak di ranah ekonomi kreatif,” ujarnya.
Sementara Direktur Kesenian dan Industri Kreatif British Council Indonesia, Adam Pushkin, mengatakan, setelah sukses menuai hasil kolaborasi dua negara dalam bidang Sustainable and Ethical Fashion, pihaknya telah memulai kolaborasi antara Inggris dan Indonesia di bidang digital culture.
“Kami dengan bangga mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya seniman Indonesia akan ambil bagian di Digital Design Weekend yang diadakan di V&A Museum di London pada bulan September 2016,” kata Adam Pushkin.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Kerjasama itu, menurut Adam, dilakukan berlandaskan hubungan kuat yang terus dibangun antara industri kreatif Indonesia dan Inggris, serta berbagai program yang menyajikan kolaborasi kedua negara untuk publik yang lebih luas lagi termasuk melalui digital platform atau penggunaan kreatif dari teknologi digital dan juga film dokumenter.
“Kerjasama yang dibangun dengan pemerintah Indonesia tidak berhenti pada hal tersebut diatas saja, namun juga akan menyentuh enam belas subsektor lainnya yang menjadi kewenangan Bekraf,” ujarnya.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan industri kreatif seperti fesyen Muslim Indonesia telah berhasil memperoleh pangsa pasar di tingkat global dengan nilai ekspor mencapai US$15,39 miliar atau sekitar 30% di antaranya busana muslim atau US$4,57 milar pada 2015.
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden RI melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pariwisata. Saat ini, Kepala Bekraf dijabat oleh Triawan Munaf.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Bekraf mempunyai tugas membantu Presiden RI dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio. (L/P010/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng