Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PAKAR : ANAK PERLU SENTUHAN HATI DARI ORANG TUA

kurnia - Jumat, 23 Januari 2015 - 22:45 WIB

Jumat, 23 Januari 2015 - 22:45 WIB

582 Views ㅤ

Pakar dan Praktisi Multiple Intelligences, Munif Chatib (Foto : MINA)
<a href=

Pakar dan Praktisi Multiple Intelligences, Munif Chatib (Foto : MINA)" width="327" height="306" /> Pakar dan Praktisi Multiple Intelligences, Munif Chatib bersama Ikhsan Tholib (Foto : MINA)

Jakarta, 2 Rabi’ul Akhir 1436/23 Januari 2015 (MINA) – Pakar dan Praktisi Multiple Intelligences, Munif Chatib mengatakan, seorang anak sangat memerlukan sentuhan hati orang tua sebagai orang terdekatnya.

“Ketika anak menangis orang tua harus memahami bahwa yang diperlukan adalah perhatian dan kasih sayang. Ketika anak merajuk, yang diperlukan adalah sentuhan hati dari ayah dan ibunya, bukan sentuhan materi,” kata Munif dalam acara seminar “Memilih Sekolah Masa Depan” di Gedung SMAIT Insan Mandiri, Cibubur, Jumat.

Munif mengharapkan, peserta bisa mengambil peran dalam mendidik anak dengan menjadi orang tuan yang bisa merasakan dengan hati, menyapa penuh kelembutan, mendorong penuh motivasi, menyentuh dengan perasaan.

Kewajiban Orang tuanya kepada anak tidak sekedar materi, lebih dari itu orang tua harus memberikan pemenuhan kebutuhan spiritual, kebutuhan intelektual, percontohan moral dan dukungan amal,“ tegasnya.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Munif mengungkapkan,  fenomena sebagian orang tua berwatak seperti robot, yaitu cenderung mekanis dan tidak ada kehangatan di dalam keluarga, yang ada adalah suasana formal dan sangat kaku.

Mereka berinteraksi secara formal dan tidak tampak suasana keharmonisan sebuah keluarga, karena lebih dominan suasana kesibukan masing-masing anggota keluarga, seakan mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki ikatan kekeluargaan,“ jelas Chatib.

Orang tua materialis adalah ayah dan ibu yang selalu menjadikan materi sebagai tolok ukur segala sesuatu. “Ayah merasa sudah menjadi orang tua hanya karena memberikan keperluan material bagi anak-anak. Semoga kita bisa menjadi orang tuanya manusia karena anak-anak kita adalah manusia dengan segala potensi yang utuh,“paparnya.

Sementara itu, Komisaris sekolah SMAIT Insan Mandiri, Ichsan Thalib, mengungkapkan, peran orang tua dalam mencari sekolah yang bermutu bagi anak-anaknya sangat diperlukan.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

“karena sekolah dan guru yang akan memberikan arahan bagi anak tersebut menjadi anak yang sukses dalam mencapai cita-cita mereka”, ujar Ichsan.  (L/P002/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia