New York, MINA – Anthony Stephen Fauci, pakar penyakit menular, memprediksi kasus kematian akibat infeksi virus corona (COVID-19) di Amerika Serikat (AS) bisa mencapai 200 ribu orang.
Fauci memperingatkan pada Ahad (29/3) ketika New York, New Orleans, dan kota-kota besar lainnya melaporkan akan segera kehabisan pasokan medis yang penting.
“Kematian AS akibat virus corona bisa mencapai 200.000 dengan jutaan kasus,” ujar Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NAID) dalam sebuah wawancara dengan CNN.
Tetapi ujar Fauci, yang juga anggota terkemuka gugus tugas virus corona Presiden Donald Trump, menambahkan, “Saya tentu tidak ingin menerima hal itu. Ini adalah target yang bergerak, sehingga Anda jangan salah dan menyesatkan orang.” Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Ditanya tentang kurangnya tes untuk penyakit COVID-19, Fauci sedikit lebih optimis. Ia mengatakan, “Jika Anda membandingkan beberapa pekan lalu dengan sekarang, kami memiliki jumlah tes yang luar biasa lebih besar.”
Hanya, lanjutnya, ketersediaan pengujian yang lebih luas akan menjadi masalah beberapa pekan ke depan.
Korban virus corona di AS mencapai 2.400 meninggal dan 139.000 terinfeksi, setelah kematian pada Sabtu lebih dari dua kali lipat dari dua hari sebelumnya. Amerika Serikat kini tercatat sebagai negara terbanyak terkena virus corona melebihi Cina, Italia dan Iran.
Negara bagian New York, yang terparah di AS, melaporkan hampir 60.000 kasus dan total 965 kematian pada hari Ahad, naik 237 dalam 24 jam terakhir. Ini berarti, setiap enam menit satu orang meninggal di negara bagian itu.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Dr Craig Smith, yang mengepalai departemen bedah di Columbia University Medical Center New York, mengatakan rumah sakit dalam beberapa pekan mendatang akan kekurangan ventilator (mesin bantu pernafasan) dan tempat tidur unit perawatan intensif.
Kota New York akan membutuhkan ratusan ventilator lagi dalam beberapa hari, serta lebih banyak topeng, masker dan perlengkapan lainnya.
New Orleans diperkirakan akan kehabisan ventilator sekitar 4 April dan para pejabat di Louisiana masih belum tahu apakah mereka akan menerima ventilator dari persediaan nasional.
Louisiana telah mencoba untuk memesan 12.000 ventilator dari vendor komersial, dan baru menerima 192, Gubernur John Bel Edwards mengatakan pada CBS’s Face the Nation. (T/RS2/RI-1)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj News Agency (MINA)