Jenewa, MINA – Para pakar PBB pada Rabu (6/8) mendesak otoritas pendudukan Israel untuk segera mengizinkan akses tanpa batas bagi organisasi-organisasi kemanusiaan yang netral ke Jalur Gaza.
Organisasitermasuk Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Dalam pernyataan resmi, para pakar menekankan, semua negara harus bertindak tegas untuk mencegah Israel menghancurkan kondisi kehidupan di Gaza dan menghentikan perang yang sedang berlangsung terhadap kemanusiaan. Quds Press melaporkan.
Mereka menyerukan segala upaya yang memungkinkan untuk mengaktifkan kembali sistem bantuan kemanusiaan PBB di Jalur Gaza yang terblokade.
Baca Juga: Partai-Partai Ultra-Ortodoks Tuduh Netanyahu Sengaja Tunda RUU Pengecualian Wajib Militer
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa lebih dari 500.000 orang di Gaza, sekitar seperempat populasi, berisiko kelaparan. Sementara penduduk lainnya menderita kelaparan tingkat darurat.
Pernyataan tersebut juga memperingatkan bahwa 320.000 anak di bawah usia lima tahun berisiko mengalami malnutrisi parah, dengan konsekuensi kesehatan, fisik, dan psikologis yang berkepanjangan.
Para ahli menggambarkan penggunaan kelaparan di Gaza sebagai “senjata perang brutal” yang merupakan kejahatan menurut hukum internasional.
Mereka mencatat bahwa langkah Israel dalam menyalurkan bantuan militer dan bantuan privatisasi melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza telah mengakibatkan kematian sekitar 1.400 orang yang berusaha mendapatkan bantuan.
Baca Juga: Kasus Bunuh Diri Meningkat, Rabbinat Israel Larang Tentara Cadangan Bawa Senjata
Para ahli menambahkan bahwa pembatasan Israel terhadap kegiatan UNRWA didasarkan pada “tuduhan tak berdasar” tentang terorisme. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Udara Terbaru Israel di Lebanon Selatan: 2 Tewas, 7 Terluka
















Mina Indonesia
Mina Arabic