Jalur Gaza, MINA – Pakar Hak Asasi Manusia PBB Michael Lynk menyambut baik pengumuman pada Senin lalu, bahwa Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata.
Namun, ia memperingatkan bahwa Jalur Gaza tidak membutuhkan solusi sementara, demikian Palinfo melaporkan, dikutip MINA, Jumat (4/9).
Lynk merupakan pelapor khusus tentang situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki.
Ia mengatakan dalam sambutannya, perjanjian yang benar tentang Gaza seharusnya hanya mengarah pada penghormatan penuh terhadap hak-hak dasar dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
“Gaza telah direduksi menjadi bisikan kemanusiaan,” jelasnya.
Lynk menilai, balik permusuhan saat ini, peluncuran roket dan balon pembakar oleh kelompok bersenjata Palestina dan penggunaan yang tidak proporsional dari serangan rudal yang ditargetkan oleh Israel adalah pemiskinan jangka panjang di Gaza oleh blokade komprehensif Israel yang telah berlangsung selama 13 tahun.
Ia menguraikan beberapa masalah akibat blokade yang berkepanjangan.
Seperti sistem perawatan kesehatan yang runtuh, pengangguran yang tinggi, dan pasokan listrik yang tidak memadai dan tidak dapat diandalkan.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
“Gaza berada diambang menjadi tidak bisa dihuni”, katanya.
Ia pun mengungkapkan, tidak ada situasi yang sebanding di dunia, di mana populasi substansial telah mengalami blokade permanen seperti itu, sebagian besar tidak dapat bepergian atau berdagang, dan dikendalikan oleh kekuatan pendudukan Israel yang melanggar Hak Asasi Manusia Internasional.
“Standar martabat dan moralitas internasional kami tidak mengizinkan tindakan semacam itu,” tegasnya. (T/Hju/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian