Islamabad, MINA – Banjir besar yang melanda Pakistan utara sejak pertengahan Agustus tidak hanya merenggut lebih dari 400 jiwa, tetapi juga menimbulkan ancaman baru berupa merebaknya penyakit menular berbasis air dan masalah kesehatan mental di tengah warga terdampak.
Hujan deras dan banjir bandang telah menghancurkan infrastruktur serta lahan pertanian, merusak ratusan rumah, jalan, dan jembatan, serta menggulung ternak. Ribuan keluarga kini menghadapi kondisi darurat kesehatan yang semakin parah. Anadolu melaporkan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Medis Pakistan, Dr. Abdul Ghafoor Shoro memperingatkan bahwa ancaman wabah pascabanjir bisa menewaskan lebih banyak korban dibanding banjir itu sendiri. Ia menekankan perlunya rencana pencegahan cepat, termasuk penyediaan air bersih dan fasilitas kebersihan dasar, untuk mengurangi dampak bencana sekunder.
“Dengan kondisi kebersihan saat ini, mustahil menahan sepenuhnya wabah penyakit dan potensi kematian. Namun, rencana pencegahan yang tepat bisa menekan skala bencana,” ujarnya kepada Anadolu.
Baca Juga: Anggota Parlemen Inggris Serukan Sanksi Paling Berat terhadap Israel
Laporan dari Al-Khidmat Foundation, salah satu organisasi kemanusiaan terbesar di Pakistan, menunjukkan ribuan warga, terutama anak-anak, mulai terjangkit diare, gastroenteritis, demam berdarah, malaria, dan penyakit kulit. Ribuan lainnya masih terisolasi akibat jalan terputus dan jembatan hanyut.
“Banyak korban banjir mengalami trauma dan gangguan stres pasca bencana. Luka fisik mungkin sembuh dalam hitungan pekan, tapi luka mental membutuhkan waktu lama,” kata Dr. Mohammad Zahid Latif, Kepala Divisi Kesehatan Al-Khidmat Foundation.
Pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, salah satu daerah terdampak terparah mengonfirmasi telah mengirim tim dokter jiwa bekerja sama dengan asosiasi psikiater untuk menangani kasus trauma.
Upaya darurat juga dilakukan dengan mendirikan klinik darurat dan pos kesehatan di sejumlah titik pengungsian untuk menghadapi lonjakan pasien akibat wabah penyakit pascabanjir. []
Baca Juga: Dana kekayaan Norwegia Cabut Investasi dari Caterpillar dan Lima Bank Israel
Mi’raj News Agency (MINA)