Pakistan.jpg">Pakistan.jpg" alt="Pakistan" width="216" height="233" />Islamabad, 9 Rabiul Akhir 1434/19 Februari 2013 (MINA) – Pemerintah Pakistan menghadapi kemarahan dan tekanan untuk mengambil tindakan serius terhadap masalah pembunuhan warga Syiah di provinsi Baluchistan.
Partai Demokrat Hazara di kota Quetta menuntut pemerintah bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut karena telah gagal mengatasi kelompok-kelompok ekstremis di negara tersebut.
“Kami memberikan pemerintah 48 jam untuk menangkap para pelaku yang terlibat dalam pembunuhan orang-orang kami dan (jika tidak mampu) setelah itu kami akan meluncurkan protes keras,” kata Aziz Hazara, Wakil Ketua Partai Demokrat Hazara pada Minggu (17/2).
Pada Sabtu (16/2), serangan bom terjadi di sebuah pasar yang ramai di kota kecil Hazara Sebelah barat daya Quetta yang menewaskan sedikitnya 84 orang dan melukai hampir 200 lainnya.
Baca Juga: Kebakaran Pesawat Korea Selatan, Tujuh Orang Terluka
Puluhan ribu demonstran melakukan aksi nasional untuk memprotes serangan tersebut. Para pengunjuk rasa mengatakan pemerintah Pakistan telah gagal untuk mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah serangan teror pada komunitas Muslim Syiah.
Sementara itu, para kerabat korban menolak untuk mengubur jenazah korban kecuali pemerintah mengambil tindakan nyata dan menemukan pelaku pembantaian tersebut.
Pada 10 Januari lalu, hampir 130 orang tewas dan banyak lainnya terluka dalam gelombang serangan bom mematikan yang menargetkan dua penjaga keamanan Pakistan dan warga sipil di Quetta.
Sejak awal 2012, ratusan warga Syiah telah tewas di Pakistan. Serangan tersebut telah menargetkan banyak dokter, insinyur, pejabat tinggi pemerintah, guru, dan politisi, tapi juga warga biasa.(T/P01/R2).
Baca Juga: 354 Sekolah di Bangkok Libur Imbas Polusi Udara
Mi’raj News Agency (MINA)