Islamabad, MINA – Kementerian Luar Negeri Pakistan mengecam keras penangkapan sewenang-wenang dan penahanan ilegal terhadap ulama Muslim terkemuka oleh pasukan pendudukan India di Jammu dan Kashmir yang Diduduki Secara Ilegal (IIOJK).
Juru bicara Kemenlu Pakistan Asim Iftikhar mengatakan penangkapan para ulama Muslim, di antaranya Maulana Abdul Rasheed Dawoodi, Maulana Mushtaq Ahmed Veeri dan lima anggota Jamaat-e-Islami, menandai titik terendah baru dalam serangan pasukan India terhadap hak asasi manusia Kashmir. MINA mengutip The Express Tribune, Senin (19/9).
“Tindakan tercela ini hanya beberapa hari menjelang sesi Majelis Umum PBB, yang menunjukkan kegigihan India yang semakin meningkat, dan mengabaikan hak asasi manusia dan kebebasan mendasar,” kata Iftikhar dalam siaran pers.
Dia mengatakan penahanan ilegal para ulama Kashmir dalam kasus-kasus fiktif dan dengan alasan yang salah, merupakan upaya India untuk merampok identitas agama dan budaya mereka yang berbeda dari orang-orang Kashmir.
Baca Juga: Utusan PBB Peringatkan Pengungsi Tidak Kembali Dulu ke Suriah
“Penangkapan tercela terhadap cendekiawan Islam Kashmir di bawah Undang-Undang Keamanan Publik (PSA) kejam yang menentang semua hukum humaniter internasional dan mengizinkan penahanan preventif selama dua tahun tanpa perlu pengadilan apa pun, adalah langkah yang menyedihkan oleh otoritas India,” lanjutnya.
“Para ulama Muslim ini tidak hanya ditangkap secara tidak adil, tetapi juga dipindahkan dari Kashmir ke penjara di Jammu yang mayoritas Hindu. Penangkapan bermotif politik ini jelas dimaksudkan untuk meredam suara umat Islam IIOJK dan semakin meminggirkan mereka,” imbuhnya.
Dia menyerukan pembebasan segera para ulama dan semua tahanan Kashmir lainnya yang ditahan secara ilegal oleh India.
“Kami juga mendesak masyarakat internasional untuk memperhatikan Islamofobia di India, yang bertujuan menekan umat Islam India, menghalangi mereka untuk bebas menjalankan keyakinan mereka dan menyerang tempat ibadah mereka,” katanya. (T/RS2/P2)
Baca Juga: Israel Serang Suriah 300 Kali Sejak Assad Jatuh, Situs Militer Jadi Sasaran
Mi’raj News Agency (MINA)