Islamabad, MINA – Menteri Luar Negeri Saudi Ibrahim bin Abdulaziz Al-Assaf menyatakan prihatin tentang situasi di Jammu dan Kashmir yang disengketakan setelah pembatalan hak khusus warga di sana selama puluhan tahun.
Al-Assaf menyatakan hal ini dalam percakapan telepon dengan rekannya dari Pakistan, Shah Mehmood Qureshi, menurut sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Pakistan, demikian MEMO.
Qureshi memberi tahu Al-Assaf tentang komunikasinya baru-baru ini dengan menteri luar negeri beberapa negara dan forum internasional, termasuk Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan PBB (DK PBB), dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengenai Jammu dan Kashmir.
Kedua pemimpin sepakat untuk bekerjasama demi perdamaian di kawasan itu, kata pernyataan tersebut.
Baca Juga: Ketegangan Pakistan-India, Pengamat: Risiko Eskalasi Itu Nyata
Wilayah Jammu dan Kashmir telah menghadapi penindasan sejak 5 Agustus, ketika pemerintah India mencabut Pasal 370 konstitusi India yang memberikan status khusus pada daerah tersebut.
Para pemimpin dan warga Kashmir khawatir tindakan itu merupakan upaya India untuk mengubah demografi negara bagian itu, tempat beberapa kelompok telah berjuang melawan India untuk kemerdekaan atau penyatuan dengan negara tetangga Pakistan.
India dan Pakistan sama-sama memiliki Kashmir di sebagian dan mengklaimnya secara penuh.
China juga mengendalikan sebagian wilayah yang diperebutkan.
Baca Juga: Sikapi Eskalasi Pakistan-India, Afghanistan: Tidak Sesuai Kepentingan Kawasan
India dan Pakistan telah berperang dua kali atas Kashmir. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)