Islamabad, MINA – Pakistan dan Turki sepakat akan berkolaborasi dalam memproduksi serial televisi berdasarkan kehidupan pejuang dan panglima Muslim terkemuka abad ke-12 Shalahuddin Al-Ayyubi.
Sultan pertama Mesir dan Suriah dan pendiri dinasti Ayyubiyah, Shalahuddin (1138-1193) memimpin operasi militer Muslim melawan negara-negara Tentara Salib di wilayah Syam. Setelah pertempuran Hattin pada 1187, ia berhasil merebut kembali Kota Al-Quds (Yerusalem), di mana Masjid Al-Aqsa berada, dari Tentara Salib yang telah menaklukkan Palestina 88 tahun sebelumnya.
Serial TV ini akan diproduksi oleh perusahaan film Ansari & Shah Films Pakistan dan Akli Films dari Turki, media Pakistan DAWN melaporkannya sebagaimana dikutip MINA, Ahad (24/10).
Selama pertemuan itu, perdana menteri diberi pengarahan tentang rincian proyek bersama serial televisi antara Pakistan dan Turki.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menekankan pentingnya mendidik generasi berikutnya tentang sejarah Muslim dan mengungkapkan harapan bahwa multimedia akan membantu dalam hal ini.
“Serial tentang kehidupan Shalahuddin Al-Ayyubi akan meningkatkan kesadaran akan makna sejarahnya di kalangan kaum muda,” kata PM Khan pada pertemuan dengan produser film Shehzad Nawaz dan produser dari Turki Emre Konuk, Kamis (21/10).
“Daripada memilih untuk isu-isu duniawi, sudah waktunya untuk mengembangkan drama dan film berdasarkan narasi sejarah (Islam),” tambahnya.
Mengingat produksi bersama Pakistan-Turki dari serial televisi tentang Shalahuddin Al-Ayyubi, PM Khan mengatakan bahkan Barat pun menganggapnya sebagai orang hebat.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Serial yang menampilkan aktor dari Turki dan Pakistan ini akan mengambil gambar di Turki dan direncanakan memiliki tiga musim. Perencanaan serial TV tersebut telah selesai, sedangkan pengambilan gambar akan dimulai pada bulan
Konuk mengatakan dia senang untuk mewujudkan proyek tersebut, meskipun menyadari kesulitan dalam menggambarkan “orang hebat yang meninggalkan jejaknya dalam sejarah dan di seluruh dunia.”(T/R1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)