Jenewa, MINA – Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC) Mirjana Spoljaric pada Jumat (31/10) mendesak para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan tegas guna mengakhiri pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil di Sudan, menyebut situasi di El-Fasher dan wilayah lain di negara itu “bencana kemanusiaan.”
“Pelanggaran aturan perang yang mengerikan yang kita saksikan di Sudan tidak dapat dibenarkan,” kata Spoljaric dalam sebuah pernyataan.
“Tidak boleh ada pasien yang terbunuh di rumah sakit, dan tidak boleh ada warga sipil yang ditembak saat mencoba melarikan diri dari rumah mereka,” tambahnya.
Ia mendesak serangan-serangan mengerikan ini harus dihentikan dan hukum humaniter internasional harus dihormati.
Baca Juga: Surati Presiden Israel, Trump Minta Sidang Kasus Korupsi Netanyahu Dihentikan
Ia mengatakan warga sipil menghadapi serangan brutal, kekerasan seksual yang merajalela, dan penghancuran layanan-layanan penting secara sengaja, seraya menambahkan rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan yang didedikasikan untuk menyelamatkan nyawa telah menjadi tempat kematian dan kehancuran.
Spoljaric mengatakan ICRC telah berulang kali meminta pihak-pihak yang bertikai untuk menghormati hukum humaniter internasional, tetapi pelanggaran “terus dilakukan tanpa hukuman.”
Presiden ICRC juga mengutuk serangan baru-baru ini terhadap para pekerja kemanusiaan, dengan mencatat bahwa “pekan ini saja di Kordofan Utara, lima rekan kami dari Bulan Sabit Merah Sudan terbunuh.”
“Para pemimpin sekarang harus menunjukkan keberanian politik untuk menghentikan pembunuhan,” ujarnya, menekankan bahwa semua negara memiliki kewajiban untuk menegakkan hukum humaniter internasional dan memastikan negara lain melakukan hal yang sama.
Baca Juga: AS Siapkan Pangkalan Militer Senilai Rp 8 Triliun di Perbatasan Gaza
“Kehidupan di Sudan sekarang bergantung pada tindakan yang kuat dan tegas untuk menghentikan kekejaman ini. Dunia tidak dapat berdiam diri sementara warga sipil dilucuti dari rasa aman dan martabat mereka,” pungkasnya.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) Cindy McCain juga menyuarakan keprihatinan atas “kekerasan yang menghancurkan” di El-Fasher.
“Keluarga-keluarga berlarian menyelamatkan diri, kelaparan dan kelelahan. Serangan brutal ini harus diakhiri. Sekarang juga,” ujar McCain di X.
Ia menggarisbawahi organisasi PBB harus diizinkan untuk beroperasi dengan independensi dan netralitas penuh, dan berdiri bersama rakyat Sudan di saat mereka sangat membutuhkan.
Baca Juga: Trump Minta Presiden Israel Pertimbangkan Ampuni Netanyahu
Sudan telah dilanda perang saudara antara tentara dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter sejak April 2023, yang menyebabkan ribuan kematian dan jutaan orang mengungsi.
El-Fasher, ibu kota negara bagian Darfur Utara, jatuh di bawah kendali RSF pekan lalu setelah berbulan-bulan dikepung. Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh RSF melakukan pembunuhan massal, menahan warga sipil, dan menyerang rumah sakit. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 100 Anggota Kongres AS Ajukan RUU Perangi Kekerasan di Tepi Barat















Mina Indonesia
Mina Arabic