Mogadishu, MINA – Komite Internasional Palang Merah (ICRC) Sabtu (5/4) menyatakan prihatin terhadap dampak Covid-19 di Somalia yang diperkirakan keadaannya akan lebih buruk sebab negara itu masih dilanda kekerasan dan konflik.
“Somalia berada di titik kritis jika tindakan cepat tidak bisa dilakukan untuk memperlambat penyebaran Covid-19 dan menyelamatkan nyawa,” ujar ICRC dalam sebuah pernyataan. Anadolu melaporkan.
Somalia sejauh ini mengonfirmasi tujuh kasus Covid-19, belum dilaporkan adanya kasus kematian dan satu pasien dinyatakan sembuh, menurut angka yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University.
“Somalia berada di persimpangan jalan. Kita bisa mendapat informasi dari masyarakat, sementara fasilitas kesehatan di sana untuk memerangi Covid-19 tidak cukup,” kata Juerg Eglin, Kepala Delegasi ICRC untuk Somalia.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Kecepatan sangat penting, dan kami bekerja dengan rekan-rekan di Bulan Sabit Merah Somalia untuk melawan Covid-19,” tambah Eglin.
Covid-19 merupakan wabah yang ancaman bagi Somalia, selain konflik yang masih berkecamuk dan membuat warga mengungsi.
Baru-baru ini terjadi bentrokan di Janaale, wilayah Lower Shabelle yang berakibat pada lebih dari 20.000 orang, dengan sekitar 8.000 orang mengungsi dari rumah mereka ke Marka, Afgooye, Shalambood dan Mogadishu, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan. (T/R3/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza