Gaza, 25 Rajab 1438/22 April 2017 (MINA) – Tim Palang Merah Internasional menyatakan, terputusnya listrik dan suplai bahan bakar menyebabkan Jalur Gaza mengalami fase kritis yang bisa membahayakan sistem kesehatan dan nyawa seorang pasien bisa terancam.
Hal itu disampaikan juru bicara Palang Merah Internasional Sahir Zakut dalam pernyataannya, Jum’at (21/4), demikian Pusat Info Palestina (Palinfo) melaporkan.
Zakut mengungkapkan, selama empat hari terakhir kehidupan di Gaza sedang krisis listrik. Dalam sehari rumah-rumah warga hanya diterangi selama 6 jam atau kurang akibat pembangkit listrik satu-satunya yang beroperasi di sana tidak menyala sejak Ahad kemarin.
Selama 9 hari terakhir, tak ada bahan bakar solar masuk ke Jalur Gaza untuk mengoperasikan pembangkit listrik setelah berakhirnya suplai bahan bakar Turki dan Qatar habis dan setelah pemerintah Palestina menerapkan pajak bahan bakar hingga 3 kali lipat.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Dalam keterangannya, perusahaan suplai listrik di Gaza menyatakan, defisit energi di Jalur Gaza mencapai 300 megawatt. Jadwal distribusi listrik yang sudah berjalan adalah 6 -12 jam.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza menyatakan, pihaknya terpaksa mengurangi sejumlah layanan pribadi akibat kekurangan tajam bahan bakar untuk rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza akibat krisis listrik.
“Kementerian kesehatan masuk dalam fase keras akibat krisis listrik dan bahan bakar sehingga terpaksa harus mengurangi sejumlah layanan,” demikian juru bicara Asyraf Qadurah mengatakan. (T/R06/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah