PALESTINA AJUKAN KASUS PEMBAKARAN BAYI KE ICC

Ribuan orang turun ke jalan di kota Israel. (Foto: Worldbulletin)
Ribuan orang turun ke jalan di kota . (Foto: Worldbulletin)

Ramallah, 18 Syawwal 1436/13 Juli 2015 (MINA) – Organisasi Pembebasan (PLO) menyatakan, Otoritas Pendudukan Israel “sepenuhnya bertanggung jawab” atas kematian bayi Palestina berusia 18 bulan dalam serangan pembakaran di yang diduduki dan akan mengajukan kasus itu kepada Mahkamah Pidana Internasional ( ).

Kematian bayi laki-laki bernama Ali  Saab Dawabsheh pada Jumat (31/7) pagi di Duma dekat Nablus itu, mendapat perhatian dari seluruh dunia, termasuk dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, sedangkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seketika menelepon Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan berdalih korban terbunuh saat zionis itu memerangi “terorisme”.

Abbas tidak dapat menerima alasan itu dan mengatakan ia telah memerintahkan menteri luar negeri untuk mengajukan kejahatan tersebut di ICC di Den Haag. “Kami ingin keadilan sejati, tapi saya ragu bahwa Israel akan memberikan itu,” kata Abbas menanggapi  serangan ekstrimis di Duma tersebut. Demikian IINA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.

Sebelumnya, Abbas berkata, saat Otoritas Pendudukan Israel terus mendorong pembangunan permukiman ilegal hanya bagi orang-orang Yahudi di wilayah Palestina yang mereka duduki di Tepi Barat dan Al-Quds, mereka juga mendorong preman itu (ekstrimis Yahudi) untuk melakukan serangan-serangan terhadap rakyat Palestina.

“Ini adalah kejahatan perang dan tragedi bagi kita semua,” tegas Abbas.

Sementara gerakan perlawanan Hamas di Gaza juga telah mengutuk insiden terbaru itu, dan menyerukan “hari kemarahan dalam menanggapi serangan Zionis tanpa henti di Al-Quds dan pembunuhan bayi Ali di Nablus.”

Bahkan, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pun ikut mengutuk “serangan keji teroris” dalam “istilah yang paling kuat,” mendesak Israel untuk “menangkap para pembunuh” dan menyerukan kedua belah pihak untuk “menghindari eskalasi ketegangan”.

Seret Pelaku ke Pengadilan

Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Nickolay Mladenov, menyatakan kejahatan pembunuhan seorang bayi Palestina secara brutal oleh Israel, “mendorong perlu adanya segera resolusi untuk segera mengakhiri konflik dan pendudukan,” demikian Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan.

Dalam sebuah pernyataan pers beberapa waktu lalu, ia menyerukan para pelaku dapat dibawa ke pengadilan, menyerukan para pemimpin pemerintahan serta politik Israel dan Palestina segera melakukan “penyelidikan penuh dan cepat untuk membawa para pelaku kejahatan teroris ini ke pengadilan.”

“Saya marah dengan serangan pembakaran keji ini oleh tersangka ekstremis Yahudi di Desa Duma dekat Nablus Tepi Barat yang diduduki, yang menewaskan seorang bayi Palestina, Ali, mengakibatkan luka parah ibu dan ayahnya serta kakaknya berusia empat tahun itu. Pikiran saya berada dengan keluarga dan teman-teman korban,” ujar Mladenov.

Mladenov menyebutkan serangan ke Nablus tersebut dilakukan untuk tujuan politik dan semua pihak diminta untuk tidak melakukan tindakan mengarah pada kebencian dan kekerasan dengan membawa tragedi lebih mengaraj pada kepentingan sendiri dan mengubur setiap prospek perdamaian.

Anggota keluarga memakamkan Ali Saad Dawabsheh pada Jumat sorenya, sementara kakak Ali berusia empat tahun dan orang tua mereka, dalam kondisi sangat kritis mengalami luka bakar tingkat tiga, kini dirawat di sebuah rumah sakit di wilayah jajahan Israel.

Ratusan pelayat menghadiri pemakaman seorang bayi Palestina itu.

Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah yang mengunjungi ayah korban Sa’ad Dawabsheh dan keluarganya dan bergabung dengan prosesi pemakaman bayi Palestina Ali. Dia menggambarkan pembunuhan itu sebagai “keji dan tak termaafkan”.

Dia mengatakan pemerintah Palestina akan membangun kembali situs agama atau rumah apapun yang hancur oleh pendudukan Israel dan ekstrimis, dan juga memberikan perawatan medis bagi keluarga Ali.

Hamdallah lanjut menegaskan perlunya intervensi internasional untuk segera mengakhiri pendudukan dan menyelamatkan solusi dua negara.

Serangan Ekstrimis Yahudi

Dalam bentrokan yang merespon kematian bayi pada Jumat, rakyat Palestina mengatakan seorang remaja Laith Khaldi (14) terluka akibat ditembak tentara Israel di utara Ramallah dan meninggal satu jam kemudian di rumah sakit.

Militer Israel mengatakan Khaldi ditembak setelah melempar bom Molotov pada para pasukan Israel di pos pemeriksaan.

Juga pada Jumat, seorang pria Palestina tewas dan lainnya luka-luka oleh tembakan tentara Israel ketika mereka mendekati pagar keamanan yang memisahkan Jalur Gaza dari Israel.

Menurut PBB, telah ada setidaknya 120 serangan oleh pemukim ilegal ekstrimis Yahudi Israel sejak awal tahun 2015. Militer Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka mencoba untuk menemukan tersangka dalam serangan hari Jumat.

Kejahatan pembakaran dua rumah di Nablus Tepi Barat yang menewaskan seorang bayi datang hanya setahun setelah pemukim ilegal ekstrimis Yahudi di Al-Quds menculik dan membakar hingga mati seorang remaja Palestina Mohammad Abu Khudeir (17).

Sebuah laporan terbaru oleh Yesh Din, sebuah organisasi hak asasi manusia Israel, menunjukkan bahwa lebih dari 92,6 persen dari keluhan rakyat Palestina yang diajukan kepada polisi Israel, adalah kasus kematian tanpa proses pengadilan yang semestinya.(T/R05/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0