Yerusalem, MINA – Sekelompok pemuda Palestina yang tergabung di Burj Al-Luqluq Social Center Society sedang bersiap meluncurkan aplikasi video game, untuk melawan upaya Israel melenyapkan dan membuat Yudaise situs-situs Muslim di dalam Kota Tua Yerusalem.
Game yang akan diluncurkan sebagai aplikasi untuk smartphone ini, mensimulasikan Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock, demikian MEMO melaporkan dikutip MINA, Kamis (31/1).
Game ini mewujudkan upaya politik untuk melawan Yudaisasi Kota Tua Yerusalem dan situs-situs sucinya. Para perancang permainan game menyatakan, tujuan di balik pembuatan aplikasi adalah untuk mendidik masyarakat Palestina, Arab dan Islam tentang Kota Tua Yerusalem dan situs-situs sucinya dengan menghadirkan setiap monumen dengan nama Arab dan Islamnya, dan untuk membentuk gamer dengan informasi tentang landmark Islam ini.
“Kami berusaha memanfaatkan ketertarikan anak-anak terhadap permainan elektronik. Kami bermaksud mengajak mereka melakukan tur di dalam Masjid Al-Aqsa, dan untuk memperkenalkan mereka ke situs yang berbeda, karena permainan mengharuskan setiap pemain untuk menjawab pertanyaan spesifik tentang masjid untuk mendapatkan peringkat penjaga,” ujar Mohamed Saleh, koordinator Burj Al-Luqluq Social Center Society.
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
Dia menjelaskan, permainan ini mencakup beberapa tingkatan, dimulai dengan tingkat pemain pengunjung, di mana pengguna aplikasi mempelajari fitur-fitur Masjid Al-Aqsa dari Dome of the Rock dan Marwani Chapel, juga berkeliaran untuk mencari “harta karun.”
“Di akhir setiap level, pemain diminta menjawab pertanyaan tertentu tentang Masjid Al-Aqsa. Jika pemain berhasil menyelesaikan semua level dan menjawab pertanyaan, maka dia menjadi penjaga Masjid Al-Aqsa berkat informasi dan budaya yang dia pelajari tentang masjid,” jelasnya.
Permainan ini memungkinkan mereka yang berada di luar Palestina, untuk melakukan tur di dalam Masjid Al-Aqsa dan mempelajarinya secara virtual.
Asosiasi nirlaba Palestina bercita-cita untuk menarik anak-anak, untuk menggunakan permainan pendidikan dan menghibur melalui pemasaran aplikasi di sekolah-sekolah.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
Saleh menekankan, Kota Tua Yerusalem dan situs bersejarahnya sedang mengalami proses Yudaisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang bertujuan menghapus identitas kota.
Selain itu, kurikulum pendidikan juga ditargetkan oleh rencana marginalisasi yang digunakan oleh negara pendudukan.
“Kota Tua Yerusalem menderita proses Yudaisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, melalui penyitaan tempat-tempat suci Palestina dan Islam serta landmarknya dan memodifikasi nama mereka. Akibatnya, Masjid Al-Aqsa sering menjadi sasaran serangan oleh para pemukim Israel. Namun, pelanggaran ini terus menerus ditentang oleh Mourabitoune (pembela agama) yang selalu mengawasi masjid,” pungkas Saleh. (T/Ast/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat