Al-Quds, 3 Shafar 1438/3 November 2016 (MINA) – Juru bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeina, mengecam “Deklarasi Balfour”, saat Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour janjikan kepada orang-orang Yahudi sebuah “tanah air” di Palestina pada 2 November 1917.
Rudeina menyebut deklarasi itu sebagai “kejahatan abad ini”.
Sebuah surat janji mendiang Menteri Balfour di berikan kepada Lord Rothschild untuk disampaikan ke para pemimpin Gerakan Zionis dan menyatakan dukungan Kerajaan Inggris untuk pembentukan sebuah rumah nasional Yahudi di Palestina.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan untuk menandai peringatan ke-99 dari deklarasi sebagaimana laporan IINA yang dikutip MINA, Kamis (3/11), Abu Rudeineh mengatakan bahwa “kejahatan” membawa bencana pada rakyat Arab Palestina, yang konsekuensinya, termasuk hidup sebagai pengungsi, hingga hari ini.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Dia meminta Pemerintah Inggris untuk mempertimbangkan kembali posisi dan memperbaiki “kesalahan sejarah”-nya, yang merupakan kecaman mencolok dari “mentalitas kolonial”, menabur benih-benih perang yang tidak pernah berakhir di kawasan dan dunia.
Abu Rudeina menekankan bahwa kepemimpinan Palestina akan terus bekerja untuk memperbaiki ketidakadilan melalui pengakuan resmi dari rakyat Palestina dan hak-hak politik dan warisan mereka.
Sebelumnya, aktivis Palestina di Inggris meluncurkan kampanye yang menyerukan pemerintah London untuk meminta maaf atas Deklarasi Balfour dengan meluncurkan petisi di Gedung Parlemen pada 1 November lalu.
Kelompok Palestina dan para pendukungnya menyalahkan “warisan janji” dan kolonialisme Inggris di wilayah tersebut atas nasib rakyat Palestina kini. Jika petisi tersebut mendapat 100.000 tanda tangan, Parlemen Inggris harus mempertimbangkan untuk membahas masalah itu. (T/R05/P001)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)