Ramallah, MINA – Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mendesak masyarakat internasional untuk menekan pendudukan Israel agar membebaskan tahanan Palestina Hisham Abu Hawash, yang berada dalam kondisi kritis setelah lima bulan mogok makan atas penahanannya tanpa tuduhan.
Dalam sebuah pernyataan pers pada Ahad (2/1), Kementerian meminta Israel bertanggung jawab penuh atas tindakannya, karena sengaja mengabaikan kondisi kesehatan Hisham, WAFA melaporkan.
Palestina menyerukan diakhirinya kebijakan penahanan administratif Israel yang tidak adil, di mana tahanan Palestina ditahan tanpa tuduhan atau pengadilan.
Kementerian itu menekankan pentingnya keputusan baru-baru ini yang diambil oleh tahanan administratif Palestina untuk memboikot pengadilan militer Israel sebagai ekspresi penolakan mereka terhadap keputusan pengadilan tersebut di satu sisi, dan undang-undang Israel terkait dengan penahanan administratif di sisi lain.
Baca Juga: Warga Gaza di Rafah Butuh Bantuan 40.000 Tenda
Kementerian menunjukkan bahwa pihaknya telah menjangkau semua lembaga internasional dan PBB yang relevan untuk mendesak pembebasan segera Abu Hawwash, mengingat kondisi kesehatannya saat ini.
Tadi malam, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan bahwa mereka sangat prihatin dengan nasib tahanan Palestina Hisyam Abu Hawwash setelah 139 hari mogok makan di penjara-penjara Israel, dan menuntut pembebasannya segera.
Abu Hawwash, ayah dari lima anak dari kota Dura di Tepi Barat, telah melakukan mogok makan tanpa henti selama lima bulan sebagai protes atas penahanannya tanpa dakwaan atau pengadilan di bawah kebijakan penahanan administratif kontroversial Israel. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Akui Jumlah Tentaranya yang Tewas di Gaza Jauh Lebih Tinggi dari Laporan