Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Palestina di Asian Games 2018

Rana Setiawan - Rabu, 5 September 2018 - 16:44 WIB

Rabu, 5 September 2018 - 16:44 WIB

42 Views

Kontingen Palestina melakukan defile dalam upacara pembukaan Asian Games 2018, yang diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, 18 Agustus 2018. (Foto: Lee Jin-man, AP)

Oleh: Rana Setiawan, Wartawan Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Palestina ikut berkompetisi di Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, Indonesia dari 18 Agustus hingga 2 September 2018.

Penampilan para atlet dari negara yang masih terjajah itu menandai delapan kali keikutsertaan Palestina di Asian Games.

Kontingen Palestina berbekal 46 atlet mengikuti cabang-cabang olahraga angkat besi (2 atlet), atletik, bola voli pantai (2 atlet), gulat (2 atlet), judo, jujitsu, karate, kurash, renang (5 atlet), sepak bola (20 atlet), taekwondo (1 atlet), dan triatlon.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Palestina telah berkompetisi di Asian Games sejak 1994 dengan hanya mengirimkan satu peserta pada waktu itu.

Palestina  memenangkan medali pertama mereka di Asian Games di Busan 2002 dengan meraih medali perunggu di cabang olahraga tinju kelas berat ringan (Light heavyweight) melalui atletnya Munir Abu-Keshek.

Kehadiran Palestina di kompetisi olahraga Asia sendiri relatif masih baru. Palestina diterima di Dewan Olimpiade Asia pada tahun 1986, dan di  Komite Olimpiade Internasional pada tahun 1995.

Sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer di kawasan itu dengan Asosiasi Sepakbola Palestina yang dibentuk pada tahun 1928, bergabung dengan FIFA setahun setelahnya dan berusaha untuk lolos ke piala dunia pertama mereka di Italia 1934.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Karena kerusuhan politik Palestina kehilangan keanggotaan FIFA tetapi dipulihkan pada tahun 1994 untuk mencoba kualifikasi untuk Piala Dunia 2002.

Ajang Pemersatu

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi yang mendampingi Presiden RI Joko Widodo bertemu Presiden Komite Olimpiade Palestina atau Palestine Olympic Committee (POC) Jibril Rajoub, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/8/2018), menyatakan ajang Asian Games juga merupakan pemersatu karena dihadiri oleh dua fraksi Palestina, Fatah dan Hamas.

“Kontingen Palestina tak hanya terdiri dari Fatah, namun juga Hamas. Ini menunjukkan bagaimana olahraga merupakan elemen pemersatu di tengah perbedaan. Ini merupakan momentum besar untuk menyatukan Palestina,” kata Retno dalam pernyataan yang dikeluarkan Sekretariat Kabinet.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Hamas dan Fatah adalah dua kelompok terbesar di Palestina. Kelompok tersebut kerap berbeda pandangan yang berujung pada perselisihan atu sama lain.

Dukungan Penuh

Pendukung Timnas Indonesia memberikan dukungan dalam laga Indonesia vs Palestina di Stadion Patriot, Bekasi, Rabu (15/8). (Foto: kumparan)

Pada Upacara Pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu malam (18/8/2018), kontingen atlet asal Palestina mendapatkan sambutan semarak.

Para penonton memberikan aplaus tepuk tangan gemuruh mewarnai defile atlet kontingen Palestina tersebut.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Puluhan ribu penonton yang sebagian besar warga Indonesia, walau Timnasnya kalah 1-2 dari Palestina beberapa hari sebelum pembukaan. Tetap mengapresiasi dan bahkan memberikan sambutan hangat para atlet Palestina.

Meski negaranya terus dirundung persoalan sengketa wilayah, namun para atlet dari Palestina terlihat bersemangat sejak tiba di Indonesia.

Dukungan suporter Indonesia sendiri tak dipungkiri berkaitan dengan kondisi politik dan religius di Palestina. Indonesia yang mayoritas beragama Islam sama-sama mengutuk tindakan Israel di tanah Palestina.

Momen Berkesan

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Palestina-Indonesia.jpg" alt="" width="676" height="375" /> (Foto: INASGOC)

Palestina, menjadi salah satu negara yang mencuri perhatian saat Asian Games 2018. Meskipun tak meraih medali dari cabang olahraga yang diikuti, Palestina mendapat banyak dukungan dari masyarakat Indonesia.

Terutama saat cabor sepak bola digelar, Palestina yang satu grup dengan Indonesia mendapat banyak dukungan dari suporter Indonesia.

Dan puncaknya saat Timnas Indonesia U-23 menghadapi Palestina. Suporter dan para pemain di lapangan menunjukkan ikatan persaudaraan yang kuat.

Momen persahabatan Indonesia – Palestina tersebut mendapat pujian dari berbagai kalangan.

Baca Juga: Komite Olimpiade Palestina Kecam Pembongkaran Akademi Olahraga di Yerusalem

Sebuah media asing, Football Tribe dengan menulis momen paling berkesan dari gelaran Asian Games 2018. Satu di antara momen berkesan itu adalah laga Indonesia melawan Palestina pada babak penyisihan yang digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Rabu (15/8/2018).

Pertandingan tersebut terasa berkesan karena pertemanan antara Indonesia dan Palestina.

Pada artikel itu ditulis, “Pertandingan antara Palestina dan Indonesia berakhir dengan skor 2-1 untuk Palestina, tapi pendukung tuan rumah tidak sedih atau marah.”

“Kebalikannya, mereka justru melakukan viking clap bersama kedua tim. Setelah pertandingan Palestina selalu mendapat dukungan dari pendukung Indonesia,” tulis media internasional itu football-tribe.com.

Baca Juga: Timnas Futsal Putri Indonesia Menang Telak, Raih 7-0 Lawan Myanmar

Pada cabang olahraga Sepakbola Putra Asian Games 2018, Palestina ditempatkan di Grup A bersama Indonesia, Hong Kong, Laos, dan Taiwan.

Palestina menjadi tim runner-up di Group A dan lolos mengikuti babak 16 besar, menjadi prestasi tertinggi Palestina dalam sejarah Asian Games.

Palestina harus kandas dari Suriah setelah kalah tipis 0-1 saat tampil babak 16 besar di Stadion Patriot Candrabhaga, Kamis (23/8/2018).

Mimpi Terkubur

Baca Juga: Timnas Indonesia Bantai Arab Saudi 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia

Kaki Alaa Al-Daly diamputasi setelah tertembak peluru tentara Israel.(Foto: BBC)

Mimpi seorang atlet Palestina untuk bisa tampil di Asian Games 2018 harus terkubur akibat peluru Israel yang membuatnya kehilangan kaki.

Alaa Al-Daly, atlet balap sepeda, ditembak kakinya dalam demonstrasi di Jalur Gaza yang menyebabkan harus diamputasi.

Pada tanggal 30 Maret lalu, Alaa ikut serta dalam demonstrasi yang disebut “Pawai Besar untuk Kembali” di perbatasan Gaza-Israel.

Alaa mengatakan ia ikut dalam protes damai itu dan berada sekitar 150m -200 meter dari perbatasan saat ditembak.

Baca Juga: Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters 2024

“Kaki saya luka parah, dan dokter mengatakan mereka harus mengamputasinya. Saya minta kepada dokter, bila ada peluang satu persen sekalipun, tolong selamatkan kaki saya,” cerita Alaan.

Namun kakinya tak bisa diselamatkan. Alaa sendiri bertekad untuk tetap melanjutkan karirnya sebagai atlet sepeda.

Ia bertekad untuk tetap melanjutkan ambisinya sebagai atlet walaupun hanya dengan satu kaki. “Kekuatan saya ada di kaki saya. Semua mimpi saya tergantung pada kaki saya,” kata Alaa.

Fasilitas Olahraga

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Palestina memiliki fasilitas yang sesuai dengan standar federasi. Untuk stadion sepak bola, Palestina memiliki tiga, antara lain di Jenin dan Hebron, yang sesuai dengan standar AFC dan FIFA untuk menggelar turnamen internasional.

Presiden Komite Olimpiade Palestina atau Palestine Olympic Committee (POC) Jibril Rajoub yang hadir saat Asian Games 2018 di Jakarta menjelaskan, fihaknya juga membuat organisasi yang bersih dengan memisahkan olahraga dari politik. POC mengembangkan olahraga dengan dukungan dari masyarakat melalui program untuk komunitas.

Tantangan

Ada tiga tantangan yang Palestina hadapi. Pertama, okupasi sehingga ada larangan tertentu. Kedua, secara politis wilayahnya terpisah sehingga Palestina ingin membuat olahraga sebagai pemersatu.

Karena itu, Palestina menggabungkan olahraga, kepemudaan, dan pramuka untuk membuat olahraga seperti sebuah keluarga. Ketiga, sumber dana. Palestina pun menggunakan dana seefisien mungkin karena keterbatasan dana.

Tanpa Medali

Palestina menjadi satu dari sembilan negara kontingen peserta Asian Games 2018 yang kembali ke negara mereka masing-masing tanpa medali seusai mengikuti kompetisi multi-cabang olahraga terakbar sebangsa Asia di Jakarta dan Palembang sejak 18 Agustus itu.

Sembilan negara yang mengakhiri pesta Asian Games ke-18 dengan tangan kosong itu, seperti dipantau MINA adalah Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Maladewa, Oman, Palestina, Sri Lanka, Timor-Leste, dan Yaman.(A/R01/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda