New York, MINA – Utusan Tetap Negara Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB, Palestina akan terus mengalami intimidasi, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang hingga kematian, jika usaha perdamaian solusi dua negara tidak dihidupkan kembali.
“Tidak ada yang membenarkan penundaan prospek solusi dua negara, hak kami untuk menentukan nasib sendiri, kedaulatan, dan integritas teritorial diabadikan dalam Piagam PBB. Itu adalah tanggung jawab Dewan Keamanan PBB untuk memastikan kita memulai jalan itu,” ujar Mansour saat berpidato di Dewan Keamanan PBB. Dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (27/7).
“Nasib seluruh bangsa tidak dapat disandera oleh politik Israel atau agenda pemukim. Taruhannya terlalu tinggi. Masalah ini terlalu serius, implikasinya terlalu suram,” tambahnya.
Sementara itu, Lynn Hastings wakil koordinator PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengatakan kepada DK PBB bahwa, ada rasa putus asa yang tumbuh di antara banyak orang Palestina yang melihat prospek mereka untuk kenegaraan, kedaulatan, dan masa depan yang damai mulai memudar.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Secara internal, mereka juga melihat ekonomi Palestina yang runtuh dan terkekang, kurangnya kemajuan dalam memajukan persatuan dan reformasi pemerintahan intra-Palestina, serta kebutuhan mendesak untuk legitimasi baru bagi lembaga-lembaga nasional, termasuk melalui parlemen dan pemerintah yang dipilih secara demokratis di Palestina,” jelasnya.
Menurut data PBB, dari 27 Juni hingga 21 Juli, ada total 399 pembongkaran dan penyitaan properti Palestina, yang membuat 400 warga Palestina mengungsi.
Selain itu, 27 serangan dilakukan oleh pemukim Israel dan warga sipil, melukai 12 korban dan merusak properti Palestina, termasuk 1.000 pohon zaitun. (T/Hju/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon