Ramallah, MINA – Otoritas Palestina (PA) diam-diam telah mengembalikan duta besarnya ke Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) setelah memanggilnya pulang sebagai protes atas keputusan kedua negara yang menormalkan hubungan dengan Israel, menurut laporan media pada Rabu (18/11).
Pemerintah Ramallah tidak secara resmi mengkonfirmasi laporan tersebut, yang dimuat di Reuters, Al-Arabiya yang didukung Arab Saudi, dan kantor berita utama Palestina, Ma’an. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Palestina tidak menanggapi permintaan komentar, Times of Israel melaporkan.
Duta Besar Palestina untuk Emirates dan Bahrain pertama kali dipanggil pulang masing-masing pada bulan Agustus dan September, tidak lama setelah negara-negara Teluk mengumumkan bahwa mereka menormalisasi hubungan dengan Israel.
Tindakan itu membuat marah warga Palestina yang mengutuknya sebagai “tusukan dari belakang” dan “pengkhianatan”.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Pimpinan Palestina menolak tindakan pemerintah Emirat, menganggap itu sebagai pengkhianatan kepada rakyat Palestina dan Yerusalem dan Al-Aqsa,” kata juru bicara PA Nabil Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di TV Palestina tidak lama setelah pengumuman trilateral Emirat-Israel-Amerika Serikat tentang kesepakatan tersebut.
Presiden PA Mahmoud Abbas segera memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk memanggil pulang utusan Palestina untuk kedua negara. Namun, upaya untuk membawa tekanan diplomatik guna memaksa Pemerintah Abu Dhabi dan Manama menarik kembali langkah mereka pada akhirnya tidak berhasil.
Pada pertengahan September, Liga Arab membatalkan rancangan resolusi yang diajukan oleh Palestina yang akan mengutuk normalisasi dengan Israel.
Jika laporan pengembalian duta besar dikonfirmasi, maka langkah tersebut akan menjadi bagian dari perubahan tajam dalam strategi regional oleh Otoritas Palestina menyusul kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden AS. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian