Mauritania, 26 Syawwal 1437/31 Juli 2016 (MINA) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta para pemimpin Arab untuk mendukung gugatannya terhadap Inggris atas Deklarasi Balfour yang menyebabkan terusirnya warga Palestina oleh penjajahan Israel.
Abbas seperti dilaporkan The Atlantic, Palestina akan menuntut Inggris atas dukungannya terhadap Deklarasi Balfour, dokumen tahun 1917 yang menjadi dasar bagi berdirinya Israel di tanah Palestina.
Menteri Luar Negeri Palestina Riad Maliki menyampaikan pesan Abbas pada Rabu (27/7/2016) saat pembukaan KTT ke-27 Liga Arab di Nouakchott, Mauritania.
Maliki mengatakan, gugatan yang akan diajukan di pengadilan internasional, akan dibuat dengan alasan bahwa Inggris telah memberikan mandat atas berdirinya tanah air Yahudi di Palestina, yang menyebabkan bencana terusirnya warga Palestina (Nakbah Palestina).
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Palestina menggunakan istilah Nakbah atau bencana untuk menggambarkan terusirnya sekitar 700.000 warga Palestina menyusul pembentukan negara Israel pada tahun 1948.
Maliki mengatakan masalah ini akan tetap menunggu sampai Inggris meminta maaf.
Deklarasi Balfour tahun 1917 adalah korespondensi tertulis antara Menteri Luar Negeri Inggris kala itu Arthur James Balfour, dan Walter Rothschild, pemimpin dalam komunitas Yahudi Inggris.
Isi sepucuk surat yang kemudian disebut dengan Deklarasi Balfour, berisi dukungan Inggris untuk penciptaan sebuah rumah nasional bagi Yahudi, dan kemudian diterapkan setelah Perang Dunia II.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Maliki menyebut deklarasi itu sebagai sebuah “janji yang menentukan dari orang-orang yang tidak memiliki untuk orang-orang yang tidak layak”.
Selain menyerukan dukungan dari negara-negara Arab atas gugatan itu, Maliki juga menegaskan dukungan Abbas atas inisiatif perdamaian Perancis untuk pembicaraan kembali perdamaian Israel-Palestina, yang buntu sejak tahun 2014.
Sementara itu, Gilad Erdan, Menteri Sekretaris Publik Israel, menyebut gugatan Palestina itu sebagai hal yang “aneh.”
Deklarasi Balfour akan diperingati pada perayaan ulang tahunnya yang ke-100 pada November 2017 mendatang.
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Isi Deklarasi Balfour
Berikut isi naskah Deklarasi Balfour, berupa surat ketikan yang ditandatangani dengan tinta oleh Balfour, sebagai berikut dari sumber Wikipedia:
Departemen Luar Negeri 2 November 1917
Lord Rothschild yang terhormat,
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
Saya sangat senang dalam menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintahan Sri Baginda, pernyataan simpati terhadap aspirasi Zionis Yahudi yang telah diajukan kepada dan disetujui oleh Kabinet.
“Pemerintahan Sri Baginda memandang positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi, dan akan menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya .”
Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis.
Salam,
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Arthur James Balfour
Kemudian Inggris di bawah pimpinan Jenderal Allenby masuk ke tanah Palestina. Ribuan warga Yahudi bergabung dalam pasukan Allenby itu. Pasukan Allenby pun kemudian menduduki Palestina sejak Desember 1917.
Pada tahun 1919, selepas Perang Dunia Pertama, kota Al-Quds yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha dan seluruh wilayah Palestina diduduki Inggris.
Setelah Deklarasi Balfour dan masuknya pasukan Allenby bersama warga Yahudi ke Al-Quds, gerakan Zionisme mulai mendorong migrasi kaum Yahudi ke berbagai wilayah Palestina. Maka, dimulailah perpindahan secara besar-besaran bangsa Yahudi ke Palestina di bawah naungan Inggris dari tahun 1918-1947.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Pasca Allenby masuk, kemudian berdirilah secara sepihak proklamasi negara Zionis Israel di Palestina yang diumumkan pada 14 Mei 1948 yang langsung diakui oleh Amerika Serikat (AS). (P4/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan