PALESTINA HARAPKAN PRESIDEN JOKOWI PERHATIKAN MASJID AL-AQSHA

ihabghussain
Juru Bicara resmi Kementrian Dalam Negeri pemerintah di , Ihab Al-Ghusain. Foto: Arsip

Gaza, 27 Dzulhijjah 1435/21 Oktober 2014 (MINA) – Juru Bicara resmi Kementrian Dalam Negeri pemerintah Palestina di Jalur Gaza, Ihab Al-Ghusain, mengungkapkan harapannya kepada Presiden terpilih Joko Widodo dan wakilnya untuk terus berkomitmen memperhatikan dan membantu perjuangan Palestina dan yang sedang dijajah.

“Kami ucapkan selamat kepada rakyat Indonesia atas presiden barunya dan kami berharap pemimpin baru bisa terus berkomitmen kepada rakyat dan pemerintah Palestina sebagaimana yang selama ini dilakukan, terutama konspirasi terhadap Masjid Al-Aqsha semakin kental,” katanya kepada koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jalur Gaza, Senin.

Dia mengungkapkan selama ini rakyatnya mengenal Indonesia sebagai saudara yang selalu memperhatikan setiap isu yang terjadi di Palestina, dan itu menurutnya diharapkan tidak pudar.

“Selama ini kami mengenal pemerintah Indonesia dan rakyatnya selalu membuktikan bahwa mereka berada di pihak Palestina dan sangat peduli terhadap isu-isu Palestina dan Al-Quds (lokasi Masjid Al-Aqsha berada),” tambahnya.

Al-Ghasin juga mengungkapkan harapannya bahwa Indonesia segera membuka kedutaan besar di Palestina, meskipun sangat sulit tapi hal itu bukan tidak mungkin terjadi.

“Kami sangat menantikan hari dimana pemerintah bisa membuka kantor kedutaan besar Indonesia untuk Palestina di Al-Quds (sebagai ibu kota Palestina) di hari pembebasan nya,” tegas pria kelahiran 1979 itu.

Pada saat Palestina mendeklarasikan kemerdekaannya pada 16 November 1988, Indonesia merupakan salah satu negara yang vokal mendukung hal ini, bahkan tidak lama kemudian pemerintah menyambut berdirinya kedutaan besar Palestina di Jakarta. Namun, pengumuman Palestina itu tidak didengar negara-negara sekutu Israel, termasuk PBB sebagai badan internasional.

Pada 29 November 2012, Indonesia juga termasuk negara yang memberikan suara dalam mendukung Palestina sebagai negara pengamat bukan anggota di PBB, di mana hampir sebagian besar suara mendukung pengajuan Palestina itu meskipun AS menolaknya.

Tidak hanya itu, pemerintah dari tahun ke tahun memberikan berbagai jenis bantuan kemanusiaan termasuk pelatihan rutin untuk ribuan warga Palestina dan berbagai jenis beasiswa dan dana infrastruktur lainnya.

Rakyat Indonesia dari berbagai lembaga juga tidak kenal lelah memberikan berbagai macam bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dalam rangka membantu para korban serangan, termasuk yang paling terkenal saat ini adalah pembangunan RS Indonesia di utara Gaza yang merupakan amanah bantuan rakyat Indonesia melalui Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). (L/K02/R04/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0