Gaza City, 4 Rabi’ul Awwal 1435/6 January 2014 (MINA) – Direktur Jenderal Administrasi Umum Perlintasan Perbatasan Palestina di Jalur Gaza Maher Abu Sabha mengharapkan agar pemerintah Mesir membuka kembali Gerbang perbatasan Rafah pada Selasa (7/1) waktu setempat setelah ditutup sebelas hari berturut-turut.
“Pihak Mesir berjanji membuka kembali perbatasan Rafah selama beberapa hari mendatang, dan saya berharap Rafah akan dibuka hari Selasa,” kata Abu Sabha sebagaimana dikutip Al-Resalah yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dia mengemukakan bahwa Direktorat Perlintasan Palestina terus saling kontak dengan pihak Mesir untuk memudahkan pergerakan wisatawan Palestina, dan mengakhiri krisis bagi warga terlantar di Jalur Gaza yang terkepung.
Dia menyebutkan, jumlah orang yang terdaftar untuk perjalanan di Kementerian Dalam Negeri Palestina hingga 5000 orang, memaksa pihak berwenang untuk menutup pendaftaran.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Pihak berwenang Mesir telah menutup perbatasan Rafah, menghubungkan Mesir dengan Gaza Palestina selama 11 hari berturut-turut. Rafah hanya dibuka Rabu (1/1) lalu mengizinkan delegasi kemanusiaan dari Italia masuk ke Jalur Gaza.
Sejak militer menggulingkan Muhammad Mursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara sah, militer Mesir telah memperketat kontrol atas perbatasan dengan Jalur Gaza.
Rafah adalah satu-satunya cara sekitar 1,8 juta penduduk Gaza dapat memasuki dunia luar setelah tujuh tahun embargo penjajah Israel terhadap daerah kantong Palestina itu dan terus berlanjut hingga sekarang.
Kebijakan militer Mesir tersebut telah menjadikan ribuan orang yang akan keluar dan masuk Jalur Gaza-Mesir terlantar di perbatasan kedua negara itu (Palestina-Mesir).
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Blokade Israel dan kebijakan penutupan Rafah oleh Mesir telah membatasi impor dan ekspor dari Jalur Gaza dan telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan kesulitan memperoleh kehidupan yang layak bagi warga Gaza. Penutupan total Rafah ternyata menjadikan Jalur Gaza sebagai “penjara terbesar di dunia”. (T/P02/E02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel