Palestina: Istri Seorang Tahanan Lahirkan Bayi Kembar Empat dari Sperma Selundupan

Foto: Quds News Network / Twitter

Al Quds, MINA – Keluarga istri seorang tahanan yang melahirkan anak kembar empat menggunakan sperma selundupan menyambut kehadiran bayinya, dan pulang dengan kegembiraan.

Rasmiya Shamali kembali ke kampung halamannya di Gaza pada Senin (12/6) dengan empat bayi, tiga laki-laki dan satu perempuan.

Mereka lahir bulan lalu di sebuah rumah sakit di Yerusalem Timur yang diduduki.

Rasmiya (38) menikah dengan Ahmed Shamali, yang ditahan di sejak 2008, dan menjalani hukuman 18 tahun atas keterlibatannya dalam aktivitas perlawanan anti-pendudukan.

Rasmiya tinggal di lingkungan Al-Shujaia di Kota Gaza, ia mengatakan kepada surat kabar Al-Araby Al-Jadeed bahwa usahanya untuk hamil menggunakan sperma selundupan dimulai pada 2018.

Dua upaya pertama gagal, tetapi yang ketiga pada Oktober 2022 terbukti berhasil dan dia mengandung empat anak: tiga laki-laki bernama Abdul Rahim, Rakan, dan Rayan, dan seorang perempuan bernama Najah.

Rasmiya menambahkan, kehamilannya penuh dengan tantangan karena beratnya membawa kembar empat. Ia mengikuti anjuran dokter untuk tidak memikirkan secara berlebihan jumlah janin dalam kandungannya yang bisa mempengaruhi kehamilannya.

Pada bulan Mei, dia dipindahkan dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza ke Rumah Sakit Al-Makassed di Yerusalem setelah mengalami stres.

Najah Shamali, ibu Ahmed, mengatakan kepada Al-Araby bahwa anak-anak itu mengingatkannya pada putranya, yang dengannya Rasmiya sudah memiliki dua anak, sekarang berusia 15 dan 17 tahun, yang telah dikandung sebelum penangkapannya.

“Para napi terus menantang penjajahan dalam segala bentuknya, termasuk melalui penyelundupan sperma untuk melahirkan duta kemerdekaan,” ujar Najah.

Dia menambahkan bahwa “kebahagiaan tetap tidak lengkap tanpa ayah mereka”, yang hukumannya berakhir dalam tiga tahun lagi.

Menentang Pendudukan dengan Selundupan Sperma

Tahanan Palestina dan keluarga mereka melakukan pembuahan melalui sperma selundupan sebagai satu-satunya cara yang tersedia bagi mereka yang ditahan dalam masa penjara yang lama atau tidak terbatas, dengan kunjungan keluarga yang dibatasi.

Beberapa tahanan Palestina dilaporkan diizinkan melakukan kunjungan suami-istri di mana mereka dapat berhubungan intim dengan pasangan mereka, namun banyak yang memutuskan untuk tidak memilih ini karena kurangnya kepercayaan terkait masalah privasi.

Anak kembar empat Ahmed dan Rasmiya menambah jumlah anak yang telah lahir dari orang tua di dalam penjara Israel selama 10 tahun terakhir menjadi 122, menurut Al-Araby Al-Jadeed.

Pada Agustus 2012, Ammar al-Zaban menjadi tahanan Palestina pertama yang diketahui memiliki seorang anak dengan istrinya menggunakan sperma selundupan.

Sejak saat itu, penyelundupan sperma dipandang sebagai bagian penting dari perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel.

Namun, proses penyelundupan yang digunakan tetap dirahasiakan, dengan tanggung jawab keluarga narapidana untuk mengantarkan sperma ke laboratorium khusus.

Dalam kasus Shamali, prosesnya dimulai dua hari setelah menerima sperma selundupan dan mengirimkannya ke laboratorium.

Abdullah Qandil, Direktur Waed Association for Prisoners and ex-Prisoners, mengatakan bahwa keinginan tahanan Palestina untuk menjadi ayah dari anak-anak saat dipenjara melambangkan kemampuan mereka untuk menciptakan kehidupan terlepas dari rasa sakit, kendala, dan pemenjaraan.

“Ini berfungsi  menantang upaya pendudukan Israel untuk melemahkan semangat mereka di dalam tembok penjara,” kata Qandil.

Menurut kelompok hak asasi Addameer, ada 5.000 tahanan politik Palestina di penjara-penjara Israel per Juni 2023. (AT/R6/P1)

Sumber: Middle East Eye

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.