Palestina Juga Perlu Bantuan Senjata dari Indonesia

Banda , MINA – Situasi terkini yang terjadi di , mengharuskan Indonesia bukan hanya mengirimkan bantuan berupa bahan makanan, tapi juga senjata. Hal itu disampaikan oleh Guru Besar Universitas Islam Negri (UIN) AR-Raniry Farid Wajdi Ibrahim, Rabu (8/5).

Di tengah kegembiraan menyambut bulan suci Ramadhan, hal berbeda justru dirasakan rakyat Palestina. Sabtu 4 Mei lalu, kembali melancarkan serangan udara ke kota Gaza. Akibatnya, sejumlah masyarakat sipil meninggal dunia, termasuk seorang bayi dan ibu yang sedang mengandung. Serangan Zionis Isrel terus berlanjut hingga beberapa jam menjelang masuknya bulan suci Ramadhan.

Kepala Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh Husaini Ismail mengajak masyarakat Aceh untuk berbagi kebahagian kepada rakyat Palestina. Ada tiga program ACT di Palestina dalam meringankan beban rakyat Palestina.

Tiga program tersebut yakni dapur Ramadhan, air bersih dan paket pangan melalui Indonesia Humanitarian Center (IHC).

“Disini kita menyambut Ramadhan dengan penuh suka cita, berbeda dengan saudara kita di Palestina justru mereka berduka dengan kebiadaban zionis Israel,” kata Husaini.

Sementara itu Guru Besar Universitas Islam Negri (UIN) AR-Raniry Farid Wajdi Ibrahim mengatakan bantuan selama ini yang dikucurkan pemerintah Indonesia masih berupa konsumtif.

“Kebutuhan konsumtif memang wajib kita bantu, tapi ada bantuan lain yang harus segera kita bantu, mereka adalah saudara se iman kita,” kata Farid.

Bantuan lain yang dimaksud Farid adalah bantuan senjata yang harus dibantu oleh pemerintah Indonesia kepada mujahid yang sedang berjuang di sana. Farid juga meminta pemerintah untuk mengirimkan pasukan tempur ke Palestina.

“Kita tidak hanya sekedar berdoa tanpa sedikitpun berusaha untuk melawan secara fisik dengan Zionis, berdoa saja akan sia-sia,” kata Mantan Rektor UIN AR-Raniry tersebut. (L/AP/RS3 )

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.